Mohon tunggu...
Alifah Lestari
Alifah Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Segala sesuatu itu bergantung pada niatnya, termasuk kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Renjana (Eps. 01a) Bayangan Masa Lalu

21 Desember 2024   12:41 Diperbarui: 21 Desember 2024   20:49 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KRING... KRING... KRING...

Pukul 3 sore, bel pulang sekolah berbunyi. Siswa-siswi berhamburan keluar kelas menuju gerbang sekolah. Saat paling membahagiakan bagi mereka setelah seharian berkutat menyelesaikan pelajaran yang membosankan. 

Beberapa siswa menatap gerbang sekolah dengan perasaan iri. Mereka terpaksa menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah untuk mempersiapkan pentas seni sekolah.

Dewi Sekar Arum salah satunya. Gadis cantik itu tengah berdiri di depan ruang UKS, menunggu Arjuna yang katanya sudah sadar. Gala melarangnya masuk jadi Ia hanya menunggu di depan ruangan. Beberapa siswa meliriknya dengan penuh rasa kagum. 

Jarang melihat langsung gadis cantik itu di luar kelas. Meski menjadi siswa aktif, Dewi tidak tertarik bergaul dengan teman yang lainnya. Sudah ada Juna dan Gala yang selalu menemaninya. Dewi terus menunduk, menyembunyikan wajah gugup di balik rambut panjangnya.

"Dewi," panggil seseorang yang Ia tunggu sejak tadi.

Gadis itu mengangkat wajahnya, tatapannya penuh akan kekhawatiran, "Gala, Juna gimana?"

Seseorang muncul dari balik tubuh Gala, "Gak papah, udah sehat nih," jawabnya lalu menepuk puncak kepala sepupunya itu.

"Dewi sama Juna ya, gue mau urusin gladi resik," ucap Gala lalu melangkah pergi.

Gala terpaksa mengakhiri perdebatan panjang tadi dan langsung membawa Arjuna ke UKS. Emosi Gala belum stabil, Ia masih kesal dengan perdebatan yang menurutnya tidak penting. 

Menurutnya cukup terima arahan dari panitia dan semua selesai. Apalagi melihat Arjuna masih memegangi kepalanya efek tendangan bola tadi, Ia tak ingin masalah kecil ini mengganggu pikiran temannya itu.

Alunan musik mulai terdengar, suara nyanyian beradu padu dengan indahnya. Gadis cantik itu berlakon dengan apik, menghayati peran sebagai seorang ratu yang melahirkan para raja. Wajah cantik berhias ekspresi yang tak kalah cantiknya. Lakonnya apik, suaranya indah, tak ada alasan baginya untuk tak merasa percaya diri. 

Gadis itu meliukkan tubuhnya ke sana kemari menghayati lakonnya sebagai seorang ratu. Setiap tempat adalah panggung baginya. Semua orang harus tau betapa cantik dirinya.

"Stop! Gilang coba lebih berwibawa lagi. Lakonmu itu Raja, masa raja menye menye," potong kak Tia, pelatih teater dengan tegas.

Suara musik kembali terdengar disusul nyanyian merdu para lakon. Cerita kembali berjalan dengan apik. Kesan kerajaan Indonesia yang kental diwarnai berbagai adegan yang luar biasa. 

Tata letak yang diatur semirip mungkin dengan tata letak panggung pementasan, dipersiapkan agar para pemain mudah beradaptasi di atas panggung. Aksesoris tambahan seperti selendang dan mahkota juga dipakaikan. Ini latihan terakhir dan harus sempurna.  

Latihan hari ini selesai tepat pukul 5 sore hari. Langit senja berwarna merah cerah tanpa awan. Senja yang biasanya indah, kini terasa berbeda. Entah apa yang berbeda kali ini. 

Gadis itu mengemasi barang-barangnya, sempat berpamitan pada teman-temannya dan berjalan lebih dulu menuju gerbang sekolah. Tempatnya menunggu jemputan sepulang sekolah.

Gadis itu menolehkan wajahnya, merasa diperhatikan. Betapa terkejutnya saat melihat seseorang melihatnya seakan melihat hantu. Wajahnya pucat pasi dengan pandangan tak percaya. 

Gadis itu menoleh ke arah lain, mungkin saja ekspresi itu untuk orang lain. Ia mencoba biasa saja sampai seseorang itu mendekat ke arahnya.

"Siapa kamu?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun