Malang: Eco print adalah memindahkan pola (bentuk) dedaunan dan bunga-bunga ke atas permukaan kain yang sudah diolah untuk menghilangkan lapisan lilin dan kotoran halus pada kain agar warna tumbuhan mudah menyerap (Teknik mordan). Awal mula usaha eco print yang dilakoni oleh salah satu warga Gadingkulon yaitu Maeta Fitria Widiyanti (32) berasal dari pelatihan di perkumpulan PKK pada akhir 2018.
Pelatihan eco print diikuti oleh 20 orang peserta, tetapi yang memilih untuk membuka usaha eco print setelah pelatihan berjumlah 1 orang. Kendala ekonomi menyebabkan 19 peserta lainnya tidak melanjutkan untuk membuka usaha eco print.
Menurut Metha, awalnya ia menawarkan diri untuk menjual daun yang dapat dengan mudah ditemukan di daerah sekitarnya. Daun seberat 3 kg dijual setiap hari dengan kisaran harga Rp 350.000,00 dan selama kurang lebih satu tahun.
Kemudian, Metha masuk ke komunitas eco print, dari komunitas beliau ditawarkan untuk belajar lagi membuat eco print. Metha mengikuti pelatihan secara online dan mencoba untuk membuat eco print di rumah.
Pertama kali mencoba dengan menggunakan kertas, lalu kulit, dan kain. Setelah dirasa bisa, Metha mulai di ajak untuk menjadi mentor eco print di Kalipare sampai sekarang.
Hasil eco print dapat digunakan menjadi baju, mukenah, masker, sepatu, dsb. Eco print yang menggunakan kertas dapat digunakan menjadi kardus maupun hiasan dinding. Dengan harga kain yang sudah di lakukan pemprosesan yaitu, kain biasa Rp 225.000,00-300.000,00/2 m, dan kain sutra Rp 1.500.000,00/2 m.
Dari penuturan Metha, kesulitan dari usaha eco print yang dijalaninya yaitu pemasaran dan operasional. Oleh karena itu, mahasiswa KKNT-I UM 2021 yang berbasis “Green Chemistry”, melakukan pendampingan wirausaha kepada Metha selaku pelaku usaha eco print di Dusun Princi, Desa Gadingkulon pada Sabtu (27/6/2021).
Pendampingan yang dilakukan yaitu pembuatan kemasan ramah lingkungan dengan memberdayakan pemuda desa yang putus sekolah. Ecoedupeneur packaging mentoar sebagai program pendampingan UMKM yang meliputi eco-friendly packaging, manajemen keuangan, pendampingan legalitas usaha, serta edukasi kepada anak-anak sekitar mengenai eco print dan lingkungan.
Ecoedupeneur packaging mentoar yang berasal dari kata ecoedupeneur adalah sebuah entrepreneurship mengacu pada aktivitas usaha dengan kegiatan yang memberikan manfaat dan memberikan perhatian lebih dan khusus terhadap kelestarian lingkungan, kata packaging berarti pengemasan, serta kata mentoar yang merupakan nama brand yang diambil dari kata metha’s exotic eco print. Tanaman mintoar merupakan tanaman yang banyak ditemukan di Gadingkulon dan menjadi ciri khas dari eco print mentoar.
Metha berharap untuk kedepannya anak-anak dan pemuda khususnya yang putus sekolah dan memiliki kreatifitas dapat membuat eco print dengan menggunakan kertas, kain, maupun kulit. Sehingga, kepedulian terhadap lingkungan akan tertanam sejak dini dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penulis: Hanifatul Azizah
Editor: Adham Alannuari Mubarok dan Riza Agung Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H