Mohon tunggu...
Ali Fadhilatul Mustajib
Ali Fadhilatul Mustajib Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Hi! Perkenalkan saya Ali Fadhilatul Mustajib, teman-teman bisa panggil saya Ali. Senang berjumpa dengan kalian!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Internalisasi Nilai-Nilai Profesionalisme Saat Pendidikan Keperawatan, Tonggak Penumbuhan Citra Perawat

19 Desember 2022   00:00 Diperbarui: 19 Desember 2022   00:14 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan tahun ini media digegerkan dengan sikap tidak etis perawat di Indonesia. Perilaku tidak pantas dari beberapa oknum tersebut membuat citra perawat sebagai caring provider menjadi buruk. Perilaku tersebut tidak hanya dilakukan oleh perawat yang sudah bekerja, tetapi mahasiswa keperawatan pun dapat melakukannya. Sebut saja kasus mahasiswi keperawatan dari salah satu universitas di Yogyakarta yang viral karena mengunggah sebuah konten melalui Tiktok. Konten tersebut berisikan kebahagiaan mahasiswi saat memasang kateter pada pasien pria. Adanya konten tersebut dianggap sebagai pelanggaran kode etik profesi berupa hak privasi klien. Pelanggaran kode etik ini mencerminkan belum tertanamnya nilai-nilai profesionalisme keperawatan pada mahasiswi tersebut.

Nilai-nilai profesionalisme keperawatan merupakan pilar praktik keperawatan dan interaksi perawat dengan pasien, kolega, pemimpin, dan masyarakat. Nilai-nilai ini sangat penting untuk memberikan perawatan yang aman dan etis. Nilai profesional juga menuntun pengambilan keputusan dan pertumbuhan profesional keperawatan. Kemampuan perawat memberikan asuhan keperawatan juga ditentukan oleh nilai-nilai profesional perawat (Gassas & Salem, 2023). Nilai-nilai profesional pada keperawatan meliputi keadilan, kepedulian, rasa hormat, daya tanggap, integritas, empati, kasih sayang, dan kepercayaan kepada klien (Machul et al., 2022).

Nilai profesional dapat dipengaruhi oleh kemauan, preferensi profesional, dan pendidikan (Gassas & Salem, 2023). Faktor pendidikan secara positif mempengaruhi penerapan nilai-nilai profesional. Kegiatan dan pengalaman dalam program pendidikan keperawatan terstruktur dapat menjadi katalisator dan meningkatkan internalisasi nilai-nilai profesional seseorang. Selain itu, keberadaan nilai-nilai pribadi juga diakui sebagai faktor yang mempengaruhi pengadopsian nilai-nilai profesional (Rose et al., 2018). Nilai-nilai pribadi mahasiswa keperawatan yang dibentuk selama pelatihan teoritis menuju nilai-nilai profesional dapat memandu dalam penciptaan identitas profesional. Meskipun demikian, sesuai konsep Value Based Practice dalam Keperawatan, seorang perawat dan mahasiswa keperawatan tetap perlu mempertimbangkan nilai-nilai pasien dan individu lain yang terlibat saat pengambilan keputusan (Machul et al., 2022).

Nilai-nilai profesional harus dipromosikan secara memadai di kalangan mahasiswa keperawatan agar mereka mampu melindungi privasi pasien, menjaga keselamatan, berkomitmen pada tugas seseorang, bekerja sama dan bertindak secara profesional, saling menghormati, mengambil tanggung jawab untuk pasien saat praktik, mengamati kewajiban untuk mengejar pembelajaran seumur hidup dan membantu pasien, serta pengembangan profesi (Machul et al., 2022). Akan tetapi, diketahui bahwa perawatan kesehatan merupakan tempat yang kompleks, penuh tekanan, dan menantang untuk bertahan. Tinjauan literatur Sanderson dan Brewer (2017) menekankan bahwa peningkatan ketahanan dalam pendidikan profesional kesehatan sangat diperlukan. Oleh karena itu, terdapat beberapa cara agar mahasiswa keperawatan mampu bertahan di praktik keperawatan sehingga mampu menginternalisasi nilai-nilai profesionalisme.

Pertama, mahasiswa harus memiliki minat dan kepuasan pada pendidikan keperawatan. Minat dan kepuasan pada jurusan menjadi faktor terpenting dalam kemampuan internalisasi nilai-nilai profesionalisme. Kepuasan ini terbentuk atas evaluasi jurusan akademik mereka sehubungan dengan standar profesional atau jalur karier yang mereka pilih. Seorang mahasiswa yang memilih spesialisasi akademik tanpa pertimbangan yang cukup tentang bakat potensial cenderung akan memiliki pengalaman kuliah yang negatif. Kepuasan mahasiswa juga menjadi faktor penting dalam memprediksi kelangsungan karier dan kepuasan kerja setelah lulus. Kepuasan ini telah terbukti mempengaruhi nilai-nilai profesional keperawatan. Adanya stabilitas dalam karier dan kemanjuran penyediaan perawatan etis nantinya menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan mampu dalam internalisasi nilai-nilai profesional secara kuat (Woo & Park, 2017).

Kedua, pendidikan klinis yang baik menjadi tempat mahasiswa dapat mengembangkan peran profesional dan nilai-nilai profesional keperawatan yang baik pula. Penelitian dari Kim (2018) menunjukkan bahwa nilai-nilai profesional keperawatan mahasiswa berkorelasi positif dengan kepuasan praktik klinis mereka. Hal ini menunjukkan bahwa peran perawat profesional yang mendampingi mahasiswa keperawatan di klinik sangat berpengaruh pada penanaman nilai-nilai profesionalisme mahasiswa keperawatan. Perawat di klinik bertanggung jawab penuh untuk selalu membimbing mahasiswa keperawatan. Sikap negatif perawat seperti ketidaksopanan pada mahasiswa akan memperburuk nilai-nilai profesionalisme mahasiswa. Walaupun demikian, efek negatif ini sebenarnya dapat diperkecil dengan strategi koping mahasiswa seperti mencari dukungan sosial (Kim, 2018).

Ketiga, berdasarkan pendekatan dunia kehidupan Galvin mahasiswa dapat melaksanakan tiga tahap internalisasi nilai melalui pendidikan yang konstruktif pada nilai. Pada tahap satu, mahasiswa akan mengidentifikasi nilai dan impian menjadi perawat meskipun nilai yang terkandung belum untuk praktik realistis. Pada tahap kedua, mahasiswa mulai belajar bagaimana menghadapi tantangan latihan dan perbedaan antara 'bagaimana saya ingin peduli' dan 'bagaimana peduli'. Pada tahap ketiga, mahasiswa akan belajar bagaimana menghayati nilai-nilai mereka dan mengejawantahkan nilai-nilai kemanusiaan saat menginternalisasi dan menyebarluaskan pendekatan perawatan yang manusiawi dan berpusat pada klien (White et al., 2021).

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa internalisasi nilai-nilai keperawatan sangat penting diterapkan sejak perawat masih menjalani pendidikan keperawatan. Internalisasi nilai keperawatan dapat dilakukan dengan mendorong kepuasan mahasiswa pada minat keperawatan, praktik klinik yang memuaskan mahasiswa, dan pendidikan konstruktif pada nilai. Melalui penanaman nilai profesional tersebut akan memandu perawat bersikap etis pada pasien. Minimalisasi atau tidak adanya pelanggaran etis akan menumbuh kan citra positif perawat di masyarakat.

Daftar Pustaka

Gassas, R., & Salem, O. (2023). Nurses' professional values and organizational commitment. Journal of Taibah University Medical Sciences, 18(1), 19--25. https://doi.org/10.1016/j.jtumed.2022.07.005

Kim, J. S. (2018). Relationship between incivility experiences and nursing professional values among nursing students: Moderating effects of coping strategies. Nurse Education Today, 65, 187--191. https://doi.org/10.1016/j.nedt.2018.03.007

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun