Mohon tunggu...
Alifa AuraAftita
Alifa AuraAftita Mohon Tunggu... Freelancer - alifa aura aftita

eat to fuel your body, not to feed your emotions

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hancur dalam Genggaman Media Sosial

23 Maret 2020   16:47 Diperbarui: 23 Maret 2020   17:32 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

apakah anak atau remaja disekitar anda termasuk?

Media sosial atau lebih sering disapa dengan 'Medsos' ini diciptakan Guna mempermudah komunikasi walaupun terhalang jarak yang jauh. Tak hanya itu medsos Juga berfungsi untuk mencari informasi serta mengetahui berita terkini Dan Hal bermanfaat lainnya.

Namun tahukah anda bahwa medsos memiliki dampak bahaya bagi penggunanya? Medsos seringkali disalahgunakan Dan over dalam penggunaannya. Banyak dari Kita bahkan remaja semakin hancur Dalam Genggaman medsos.

Perilaku remaja akibat penggunaan medsos yang berlebihan semakin Tak terarah bahkan berujung pada tahap membahayakan serta Tak sehat.

Dampak negatif medsos kini semakin tampak mulai dari perilaku hingga kejiwaan atau mental penggunanya. Hal ini tentu sangat membahayakan terutama bagi remaja Karena mereka adalah penerus bangsa, penggerak roda kehidupan dimasa yang akan datang.

Tayangan serta informasi yang tidak edukatif acap Kali ditiru oleh remaja. Mereka mempunyai idola masing-masing di akun medsosnya yang sangat tidak mendidik bahkan terkesan 'menyesatkan'  Dan menyeleweng dari Norma Dan budaya bangsa, sering Kali tidak mendasarkan diri dengan peraturan agama yang dianutnya. Bahkan berujung pada perpecahan.

Kita semua tentu sadar Dan dapat melihat langsung perubahan perilaku remaja yang berubah. Bergaya Bak orang Kaya agar dapat dipandang di dunia Maya. 

Menggunakan kata kasar agar dianggap menjadi diri sendiri istilahnya agar tidak dibilang 'sok suci'. Mengikuti challenge yang membahayakan Juga mengikuti tren terkini agar terlihat gaul. 

Padahal akibat dari pengaruh medsos adalah kemunduran mental serta depresi. 

Yang paling sering ditemui adalah saling pamer menunjukkan bahwa dirinyalah yang paling kaya. Menggunakan smartphone terkini dengan harga selangit, tak lupa nongkrong di tempat elit memposting pesanan makanan hingga pergi ke club club malam. Padahal bahwasanya negara dan agama  kita mengajarkan untuk tetap sederhana dan bergaya semampunya.

"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan seberat biji sawi". Seorang laki-laki bertanya : "Ada seseorang suka bajunya bagus dan sandalnya bagus (apakah termasuk kesombongan?)". Beliau menjawab : "Sesungguhnya Allah Maha Indah dan menyukai keindahan kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia." (H. R. Muslim). 

mungkin membeli barang-barang mewah kekinian tak jadi masalah bagi mereka yang bergelimang harta. Namun bagaimanakah perasaan si miskin ? Dari sinilah permasalahan dimulai. 

Mereka yang tak mampu mencoba bahkan terkesan memaksakan diri mulai dari meminta secara paksa kepada orang tua, berhutang bahkan yang paling parah adalah mencuri. Sungguh miris menyayat hati padahal tak ada faedahnya memamerkan hak milik.

Tak hanya itu masalah lain yang timbul adalah hanya demi viral mendapatkan banyak like dan komen mereka rela melakukan apa saja, tak perduli apakah itu membahayakan diri sendiri atau merusak harga diri. Banyak sekali gadis remaja berjoget ria dengan menggunakan hijabnya. Miris sekali sebegitu lupa kah dirinya betapa berharganya seorang wanita.

"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu." 

(QS. Al Ahzb [33]: 33)

Masalah lainnya adalah mereka saling menghina, saling mengejek agar dianggap paling kuat dan pemberani. Bahkan  mereka membuat akun fake yang mengatasnamakan orang lain dan melakukan kejahatan kriminal juga menyebar berita yang tidak benar atau tidak berdasarkan oleh fakta. 

Padahal pemerintah kita telah membuat peraturan Pasal 27 ayat 3 UU ITE menyebut melarang setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.

Namun peraturan ini disebut dengan " pasal karet "sebagai undang-undang yang berbahaya. Terlebih lagi jika diterapkan oleh pihak-pihak yang tak paham soal dunia maya. Selain itu, pasal tersebut juga bisa digunakan dengan mudah untuk menjerat orang-orang demi membungkam kritik.

Membahas sisi kesehatannya kecanduan pada media sosial dapat membuat keterpurukkan, depresi serta gangguan mental. 

Dilihat dari sisi sosial remaja yang kecenderungan menggunakan medsos akan mengurung diri dan tak mau bersosialisa yang pada akhirnya tidak saling memiliki rasa empati dan simpati

Media sosial tetap  bisa digunakan asalkan tidak berlebihan dan bijak dalam penggunaannya. Batasi waktu penggunaannya, gunakan sosial media untuk mengakses informasi yang bermanfaat dan menambah pengetahuan serta untuk mendekatkan tali persaudaraan dengan teman, kerabat atau keluarga yang berada di tempat yang jauh.

keluarga remaja juga hendaknya lebih sering menggunakan waktu bersama saling bercerita sehingga mereka menemukan tempat yang tepat untuk bertanya dan berekspresi.

Nah di era serba digital ini remaja juga dapat memanfaatkan media sosial untuk menghasilkan uang jajan tambahan. Karena hampir semua orang punya media sosial semua bisa menjajakan dagangannya secara online tanpa outlet sehingga lebih mudah dilakukan semua orang.

Mereka yang punya bakat juga bisa membuat konten bermanfaat berisikan tutorial atau tata cara yang bermanfaat bagi orang lain atau remaja lain misalnya cara cepat bisa berbahasa inggris, make up tutorial

Media sosial juga bisa digunakan utnuk mempublikasikan wisata daerah sehingga ramai dikunjungi dan meningkatkan derajat perekonomian daerah tersebut serta dapat menunjukkan pada daerah lain bahkan negara luar bahwa Indonesia memiliki tempat yang sangat aestetic dan intragamable.

Semoga kita semua dapat memanfaatkan media sosial sebijaksana mungkin serta berdoa agar pemerintah dapat membuat pasal karet diatas dapat lebih tegas terutama bagi penjahat online yang merugikan orang lain dan menyebar berita hoax. 

Pemerintah juga sebaiknya lebih sering menggalakkan seminar atau penyuluhan pada remaja mengenai dampak buruk media sosial serta menanamkan sifat bijaksana penggunaannya, membuat infografis dampak media sosial dan pamflet brosur atau spanduk, juga tayangan edukatif lainnya.

Serta tak lupa mendasarkan diri pada pancasila sehingga di era globalisasi ini budaya serta moral bangsa kita tidak memudar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun