mungkin membeli barang-barang mewah kekinian tak jadi masalah bagi mereka yang bergelimang harta. Namun bagaimanakah perasaan si miskin ? Dari sinilah permasalahan dimulai.Â
Mereka yang tak mampu mencoba bahkan terkesan memaksakan diri mulai dari meminta secara paksa kepada orang tua, berhutang bahkan yang paling parah adalah mencuri. Sungguh miris menyayat hati padahal tak ada faedahnya memamerkan hak milik.
Tak hanya itu masalah lain yang timbul adalah hanya demi viral mendapatkan banyak like dan komen mereka rela melakukan apa saja, tak perduli apakah itu membahayakan diri sendiri atau merusak harga diri. Banyak sekali gadis remaja berjoget ria dengan menggunakan hijabnya. Miris sekali sebegitu lupa kah dirinya betapa berharganya seorang wanita.
"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu."Â
(QS. Al Ahzb [33]: 33)
Masalah lainnya adalah mereka saling menghina, saling mengejek agar dianggap paling kuat dan pemberani. Bahkan  mereka membuat akun fake yang mengatasnamakan orang lain dan melakukan kejahatan kriminal juga menyebar berita yang tidak benar atau tidak berdasarkan oleh fakta.Â
Padahal pemerintah kita telah membuat peraturan Pasal 27 ayat 3 UU ITE menyebut melarang setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.
Namun peraturan ini disebut dengan " pasal karet "sebagai undang-undang yang berbahaya. Terlebih lagi jika diterapkan oleh pihak-pihak yang tak paham soal dunia maya. Selain itu, pasal tersebut juga bisa digunakan dengan mudah untuk menjerat orang-orang demi membungkam kritik.
Membahas sisi kesehatannya kecanduan pada media sosial dapat membuat keterpurukkan, depresi serta gangguan mental.Â
Dilihat dari sisi sosial remaja yang kecenderungan menggunakan medsos akan mengurung diri dan tak mau bersosialisa yang pada akhirnya tidak saling memiliki rasa empati dan simpati
Media sosial tetap  bisa digunakan asalkan tidak berlebihan dan bijak dalam penggunaannya. Batasi waktu penggunaannya, gunakan sosial media untuk mengakses informasi yang bermanfaat dan menambah pengetahuan serta untuk mendekatkan tali persaudaraan dengan teman, kerabat atau keluarga yang berada di tempat yang jauh.