Mohon tunggu...
Money

"Good Company Bad Stock?"

20 Desember 2017   21:21 Diperbarui: 20 Desember 2017   21:35 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

            Penjabaran yang telah dijelaskan sebelumnya, menjelaskan bahwa melakukan investasi di Indonesia pada tahun 2018 merupakan suatu pilihan yang baik. Hal ini disebabkan inflasi pada tahun tersebut diperkirakan akan turun, sehingga dapat meningkatkan perekonomian Indonesia, pertumbuhan ekonomi di Indonesiapun akan naik, dengan didukung oleh perusahaan di Indonesia yang juga membaik dengan meningkatkan produktifitas pada jumlah ekspor pada 2018. 

Suku bunga di Indonesia juga rendah, sehingga investor tidak akan memilih untuk menaruh kelebihan uangnya ditabungan dan lebih memilih untuk menaruhnya pada pasar modal sebagai salah satu cara penggunaan uangnya. Indonesia sebagai negara yang baik untuk berintvestasi juga telah diakui oleh ketiga pemeringkat yang sudah dipercaya dunia Internasional. Meningkatkannya perekonomian di Indonesia, juga dapat memajukan perbaikan pada beberapa sektor yang sedang dikembangkan di Indonesia pada tahun 2018 nanti yang sudah dijelaskan sebelumnya, adalah infrastruktur dan konsumsi.    

- Kondisi dan Industri Konsumsi 

Industri makanan dan minuman diproyeksi masih menjadi salah satu sektor andalan penopang pertumbuhan manufaktur dan ekonomi nasional pada tahun depan (Fadli, 2017: http://www.industry.co.id). Kementerian Perindustrian mencatat, sumbangan industri makanan dan minuman kepada PDB industri non-migas mencapai 34,95% pada triwulan III tahun 2017. Hasil kinerja ini menjadikan sektor tersebut sebagai kontributor PDB industri terbesar dibanding subsektor lainnya. Selain itu, capaian tersebut mengalami kenaikan empat persen dibanding periode yang sama tahun 2016. 

Sedangkan, kontribusinya terhadap PDB nasional sebesar 6,21% pada triwulan III tahun 2017 atau naik 3,85% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selanjutnya, dilihat dari perkembangan realisasi investasi, sektor industri makanan dan minuman untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) triwulan III tahun 2017 mencapai Rp27,92 triliun atau meningkat sebesar 16,3% dibanding periode yang sama tahun 2016. Sedangkan, untuk Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar USD 1,46 miliar.

Berdasarkan Audriene (www.cnnindonesia.com) kenaikan anggaran belanja pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 membuat indeks sektor barang konsumsi melonjak hingga 6,35% pekan lalu. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks sektor barang konsumsi naik ke level 2.518,118. Ini diakibatkan pasar mulai berpikir positif terkait ekonomi Indonesia tahun depan seiring dengan sikap optimis pemerintah. Perbaikan konsumsi akan berlanjut hingga akhir tahun, sebelum akhirnya pulih pada tahun depan dengan ditopang oleh kegiatan menjelang ASIAN games, pemilihan di daerah, dan kampanye pemilihan presiden.

Pada Audriene (www.cnnindonesia.com) dinyatakan bahwa kenaikan anggaran infrastruktur menjadi bukti untuk para investor bahwa pemerintah tetap fokus untuk menyelesaikan berbagai proyek yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Proyek infrastruktur yang padat karya membutuhkan banyak Sumber Daya Manusia (SDM). Proyek tersebut dapat meningkatkan jumlah masyarakat yang bekerja dan jumlah pengangguran menurun, sehingga tingkat konsumsi masyarakat juga akan bertambah tahun depan. 

Tidak hanya itu, jumlah subsidi yang diberikan pemerintah juga akan memperbaiki kemampuan konsumsi masyarakat dari kelas menengah ke bawah. Untuk itu, pemerintah harus berupaya menjaga ketersediaan bahan baku dan harga komoditas yang dibutuhkan oleh industri makanan dan minuman agar industri makanan dan minuman di Indonesia semakin produktif dan berdaya saing global.

- Pemilihan Perusahaan Pada Sektor Konsumsi

Diambil contoh dari 6 perusahaan yang ada pada sektor konsumsi, berikut 6 data yang telah disebutkan di atas :


EPS
PBV
PER
ROE
Dividend Yield
DER
1
CINT
Chitose International
27
0.96
12.22
8.02%
1.52%
0.3313
2
SKBM
Sekar Bumi Langit
3
1.10
213.323
0.51%
-
0.515
3
KINO
Kino Indonesia
66
1.46
30.61
4.73%
1.24%
0.6492
4
TSPC
Tempo Scan Pacific
131
1.56
12.86
12.90%
2.97%
0.4472
5
WIIM
Wismilak Inti Makmur
17
0.59
16.24
3.60%
5.62%
0.2694
6
ROTI
Nippon Indosari Corpindo
21
5.32
60
8.86%
1.09%
1.0274

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun