Mohon tunggu...
ALIF
ALIF Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengguna Mandiri

Mengenai artikel/mini jurnal berisikan tentang keadaan sosial budaya, pendidikan, politik di Indonesia terkhushus daerah Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Metode Pendidikan PP Raudhatul Quran dan Keunikannya di Kampung Kauman Semarang

16 Juni 2023   18:34 Diperbarui: 16 Juni 2023   18:37 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan generasi muslim di Indonesia biasanya tidak cukup dilakukan di sekolah, namun proses pendidikannya dapat dilakukan di pesantren yang dikelola dengan baik. Terbukti sejak zaman penjajahan mampu melahirkan generasi muslim yang cerdas, cinta tanah air dan berakhlak mulia. Sebagai contoh, banyak pesantren di Semarang sendiri yang telah melahirkan bibit-bibit unggul dari pesantren-pesantren yang ada dalam hal pendidikan akhlak dan agama, khususnya Islam.

Pondok Raudhatul Quran merupakan pesantren yang didirikan oleh KH Abdullah sejak tahun 1943 yang terletak di pusat kota Semarang. Pada awalnya tidak ada asrama di pesantren. Para siswa tinggal di sebidang tanah sumbangan yang terletak di lokasi yang berbeda. Tempat membaca yang sebenarnya pada saat itu adalah di Masjid Raudhatul Quran di Desa Glondong. Karena banyak santri yang belajar di pesantren ini, mereka lebih memilih untuk tinggal di rumah bersama di dekat pesantren.

Pada tanggal 27 Desember 2009, setelah sekian lama, dibangunlah situs baru di lokasi Jalan Puspanjolo Dalam XI Semarang untuk pengembangan pesantren dan taman pengajian "Raudhatul Qur'an" Kauman-Semarang (pada tahun yang sama). lingkungan seperti TK dan SD Nasima) Pesantren "Raudhatul Qur'an Annasimiyyah" untuk terus memperbarui dan menawarkan layanan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan warga. Hingga saat ini, jumlah santri dalam Pondok Pesantren Raudhatul Quran mencapai 300 santri.

            Pesantren Raudhatul Qur'an memiliki berbagai program untuk mengimplementasikan pendidikan Al-Qur'an, namun program penataan belajar Al-Qur'an memiliki metode khusus. Program khusus ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu satu tahun, dua tahun, dan tiga tahun. Dalam program setahun ini, materi Tahfidzul Quran terdiri dari 30 juz dan terbagi dalam 12 bulan dengan ketentuan setiap hari kecuali hari minggu diikuti dengan hafalan.

Pelaksanaan proses pendidikan di Pondok Pesantren Raudhatul Quran terbilang unik. Keunikan pondok pesantren Raudhatul Quran adalah santri tidak diperbolehkan sekolah, bekerja atau belajar karena santri harus fokus tidak hanya pada program hafalan dan hafalan tetapi juga mengikuti program seperti pesantren Raudhatul Islami. Quran di kampung Kauman Semarang. Karena setiap pukul 09.00 pagi mereka harus menyerahkan hafalan Qurannya kepada guru atau ustadznya. Jadi Anda hanya fokus untuk menghafal dan membaca Al-Qur'an. Pesantren ini bisa membolehkan santri untuk sekolah, tapi harus fokus pada satu hal: kalau mau sekolah ya harus sekolah, tapi kalau mau fokus mengaji ya harus mengaji.

Pembelajaran di Pondok Pesantren Raudhatul Quran dilakukan semata-mata untuk mengembangkan kemampuan santri dalam menghafal Al Quran. Ini termasuk sholat tadarus harian minimal 10 Juz, melakukan sholat magrib, sholat tadarus malam hari sekitar pukul 03.00 pagi. dan shalat Sunni. Otomasi siswa menghafal Al-Qur'an. Program Hafalan Al-Qur'an merupakan program yang wajib diselesaikan oleh para santri Pondok Pesantren Raudhatul Qur'an Kauman di kota Semarang.

Seperti disebutkan, sebagian besar waktu dihabiskan hanya untuk menghafal Al-Qur'an, tidak terganggu oleh pekerjaan kecuali belajar ilmu berdasarkan kurikulum pesantren. Dalam hal ini, waktu yang dihabiskan untuk menghafal Al-Qur'an paling dominan karena hampir seluruh waktu dihabiskan untuk menghafal Al-Qur'an. Santri harus menyerahkan penampilan mereka kepada Ustad tiga kali sehari. Anda akan menghafal tepat di depan guru apa yang disebut sistem Sorogan. Waktu yang diberikan kepada santri untuk menghafal Al-Qur'an kurang lebih tiga sampai empat tahun.. Setelah lulus, para santri biasanya melanjutkan pendidikan formal atau mengamalkan ilmunya di kampung halamannya.

Untuk kegiatan di Pondok Pesantren bukan hanya sekedar di lingkup internal pondok saja, akan tetapi para santri pun juga ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat sekitar pondok. Kekeluargaan yang terjalin di Pondok Pesantren Roudlotul Quran sangat hangat, sehingga para santri merasa betah di pondok tersebut. Kehangatan dan kenyamanan ini, dibarengi dengan hafalan Al-Quran, menjadi salah satu keunggulan Pondok Roudlotul Qur'an Desa Jondang Kedung Jepara. Pondok Pesantren Roudlotul Qur'an juga merupakan salah satu pesantren yang banyak diminati masyarakat luas. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya santri yang menimba ilmu di pesantren tersebut tidak hanya dari masyarakat sekitar tetapi juga dari beberapa daerah di Indonesia seperti Sumatera, Banjar, Kebumen, dan Kendal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun