Mohon tunggu...
Alif Robikho
Alif Robikho Mohon Tunggu... Mahasiswa - PGSD

Tetap jadi orang jujur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kegiatan Observasi dan Wawancara Pembelajaran IPA di SD Negeri Sebomenggalan

17 Januari 2024   20:28 Diperbarui: 17 Januari 2024   20:35 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

             Pada tanggal 16 November 2023 kami  melaksanakan kegiatan observasi dan wawancara terkait pembelajaran IPAS di SD Negeri Sebomenggalan, Purworejo. Sasaran yang dituju yaitu kelas-kelas yang sudah menerapkan kurikulum merdeka dalam pembelajarannya yaitu, kelas 1, kelas 2, kelas 4 dan kelas 5. Kegiatan observasi dan wawancara ini berfokus pada persiapan guru dalam proses pembelajaran, penggunaan media, sarana dan prasarana yang ada di dalam kelas.

             Pada pembelajaran kelas 1, guru masih  menggunakan metode ceramah dan diskusi yang dimana belum memaksimalkan penggunaan media pembelajaran atau alat peraga untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Sehingga tidak adanya alat bantu dalam proses pembelajaran, kondisi kelas masih kurang kondusif dan beberapa siswa tidak mau mendengarkan penjelasan dari guru. Kurikulum yang digunakan pada kelas 1 sudah menggunakan kurikulum merdeka,yang dimana pada pembelajaran IPA untuk kelas 1 tidak ada, akan tetapi guru kelas memberikan muatan pembelajaran IPA pada mata pelajaran yang lain. Sehingga siswa kelas 1 dapat mengenal sedikit tentang pembelajaran IPA.

             Kegiatan observasi dan wawancara di kelas 2 kami lakukan bersama dengan Ibu Suci sekalu wali kelas. Beliau memberikan informasi terkait persiapan guru dalam mengajar yaitu membuat modul ajar yang diunduh dari platform merdeka mengajar kemudian dimodifikasi sendiri sesuai kebutuhan, setiap guru dan siswa juga diberikan buku untuk menunjang proses belajar mengajar selama satu semester. Selama proses belajar mengajar guru biasanya menggunaan metode ceramah, kooperatif, dan PBL, dan layout tempat duduk selama belajar yaitu membentuk huruf U dengan tempat duduk siswa bergeser setiap 1 minggu sekali. Sarana dan prasarana yang ada dikelas sudah memadahi yaitu terdapat kursi, meja, siswa dan guru, lemari, papan tulis hitam dan putih, serta ornamen hiasan kelas, selain itu ada karya siswa yang disimpan di kelas. Kemudian terkait penggunaan alat peraga di kelas 2 ini masih jarang menggunakan alat peraga dalam pembelajaran.

             Pembelajaran di kelas 2 SD sudah menerapkan kurikulum merdeka, namun pada kenyataannya mata pelajaran IPAS tidak diajarkan di jenjang ini, hanya saja materi dalam mata pelajaran IPAS termuat pada mata pelajaran lainnya. Ibu Suci mengatakan bahwa di SD N Sebomenggalan kelas 2 ini ada salah satu mata pelajaran IPAS yaitu tentang bagian tumbuhan yang termuat dalam mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Ketika pembelajaran PLH pun tidak menggunakan media, hanya diajak langsung melihat tanaman yang ada disekolah kemudian siswa diminta mengidentifikasi sesuai dengan materi. Hasil pengamatan selama pembelajaran masih banyak didapati siswa yang asik bermasin sendiri atau bergurau dengan temannya, hal ini menunjukkan kurangnya kesan anak terhadap pembelajaran dikarenakan faktor metode dan media yang digunakan guru kurang bervariasi.

             Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan disimpulkan bahwa di kelas 2 persiapan sarana dan prasarana yang ada sudah baik, namun akan lebih baik lagi jika penggunaan model pembelajaran dan media dikembangkan lagi agar siswa lebih terkesan selama pembelajaran berlangsung.

             Selanjutnya kami melakukan observasi dan wawancara di kelas 4. Ruang kelas 4 memiliki nilai estetika dan kenyamanan yang cukup. Penataan meja dan bangku siswa menghadap pada papan tulis, meja guru dan lemari berada di sebelah kanan papan tulis. Terdapat proyektor sebagai sarana pendukung pembelajaran, terdapat pula hiasan dinding dan gambar-gambar pahlawan yang menambah kesan estetika.

             Pada proses pembelajaran di kelas 4, guru membuka pembelajaran seperti biasa dengan berdoa dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan mengawali dengan pertanyaan pemantik mengenai rantai makanan.  Proses pembelajaran selanjutnya yaitu guru meminta siswa untuk mengamati tayangan video pembelajaran tentang rantai makanan dan melakukan tanya jawab kemudian guru membentuk 5 kelompok dan mengerjakan LKPD. Diakhir pembelajaran guru meminta siswa untuk melakukan presentasi hasil diskusi LKPD yang telah dikerjakan. Guru menerapkan model pembelajaran berbasis masalah. Dengan model PBL, guru meyakini bahwa siswa akan lebih memiliki kemampuan berpikir kritis. Bapak Pramono selaku wali kelas 4, mengemukakan bahwa siswa kelas 4 masih kesulitan dalam materi yang melibatkan komplek dengan alam seperti ekosistem ,rantai makanan, hubungan antarorganisme.

             Untuk berikutnya kami melakukan observasi dan wawancara di kelas 5 dengan bantuan ibu fenti yang dimana beliau merupakan wali kelas 5. Di situ bu fenti memberikan beberapa informasi terkait pembelajaran yang dilakukan dengan metode ceramah saja, nah bu fenti juga menyampaikan bahwa siswa susah untuk memahami materi IPA yaitu sifat-sifat cahaya dikarenakan tidak ada dukungan dari alat perga. Kelas juga menjadi tidak kondusif, siswa tidak memiliki semangat belajar dan merasa bosan dikarenakan siswa kelas 5 lebih suka dan lebih mudah memahami materi jika mereka mempraktikkannya secara langsung.


Penulis :

1. Safitri Rahayu (212180066)

2. Fatina Nastiti Putri (212180052)

3. Alif Robikho (212180062)

4. Bernika Nafa Dimiati (212180070)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun