Selain itu, terdapat juga interaksi kompetisi, misalnya antara sesama rumput liar yang memperebutkan zat hara di dalam tanah. Untuk simbiosis pada ekosistem Bendungan Boro, terdapat simbiosis parasitisme antara ulat atau belalang dengan rumput, di mana ulat atau belalang memakan daun - daun rumput yang menyebabkan rumput mati dan sedangkan ulat dan belalang kenyang.Â
Di samping itu, di ekosistem Bendungan Boro kami juga menemukan semut dan cacing yang berperan sebagai detrivor atau organisme pemakan sisa sisa (bangkai) dan hanya dapat memecah bahan organik yang terdapat pada organisme tersebut, tetapi tidak dapat menguraikan atau mengubah zat dari organik menjadi anorganik.Â
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya semut dan cacing menjadikan kualitas tanah menjadi lebih baik dan siklus unsur hara pada ekosistem Bendungan Boro juga akan berlangsung dengan baik.
Dari data yang didapat dari ekosistem Bendungan Boro, dapat diketahui bahwa adanya interaksi makhluk hidup baik berupa rabtai makanan maupun simbiosis sama - sama berpengaruh dalam keberlangsungan hidup kita. Ekosistem Bendungan Boro memiliki unsur - unsur biotik dan abiotik yang menjaga keseimbangan hidup dengan adanya interaksi dari keduanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H