Mohon tunggu...
Ali Eskaem
Ali Eskaem Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Membaca, melihat, merasakan, menulis dan menganalisa lalu menulis lagi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keberadaan Ormas di Jakarta

13 Januari 2025   16:20 Diperbarui: 13 Januari 2025   16:20 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Keberadaan Ormas di Jakarta: Tantangan dan Peluang untuk Harmoni

Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, adalah pusat keragaman budaya, ekonomi, dan dinamika sosial yang kompleks. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan urban, organisasi kemasyarakatan (ormas) hadir sebagai salah satu aktor penting dalam lanskap sosial kota ini. Dengan berbagai tujuan, dari pemberdayaan masyarakat hingga penjaga nilai-nilai lokal, ormas memainkan peran yang signifikan. Namun, keberadaan mereka juga sering kali menimbulkan kontroversi, terutama ketika aktivitas mereka mulai melibatkan kepentingan yang bersinggungan dengan masyarakat luas.

Peran Ormas yang Positif

Tidak dapat disangkal, ormas memiliki kontribusi yang nyata di Jakarta. Ketika bencana datang, seperti banjir yang menjadi langganan ibu kota, ormas sering kali menjadi yang pertama turun ke lapangan. Mereka mendirikan posko bantuan, mendistribusikan logistik, dan bahkan menjadi penghubung antara masyarakat dan pemerintah. Dalam situasi darurat seperti ini, ormas ibarat "superhero tanpa jubah" yang membantu masyarakat ketika kebutuhan mendesak.

Selain itu, banyak ormas di Jakarta yang aktif dalam pendidikan dan pemberdayaan ekonomi. Mereka mengadakan pelatihan keterampilan, membantu UMKM, atau memberikan edukasi tentang isu-isu penting seperti kesehatan dan bahaya narkoba. Beberapa ormas juga terlibat dalam melestarikan budaya lokal melalui festival seni, pertunjukan tradisional, atau pengembangan destinasi wisata urban.

Ketika Keberadaan Ormas Menimbulkan Resah

Namun, tidak semua cerita tentang ormas di Jakarta berjalan tanpa hambatan. Beberapa ormas sering kali menjadi sorotan negatif karena tindakan yang dianggap meresahkan. Contohnya, praktik pungutan liar berkedok "uang keamanan" yang kadang memberatkan pelaku usaha kecil. Di jalan-jalan tertentu, pengelolaan parkir oleh ormas sering kali menimbulkan ketidaknyamanan karena tarif yang tidak transparan.

Konvoi besar-besaran dengan motor knalpot bising juga menjadi keluhan umum warga Jakarta. Di kota yang sudah penuh dengan kemacetan dan polusi, aksi seperti ini tidak hanya mengganggu ketertiban, tetapi juga memperburuk situasi lalu lintas. Belum lagi bentrokan antarmormas yang kadang terjadi, menciptakan ketegangan di tengah masyarakat yang hanya ingin hidup damai.

Mengapa Ini Terjadi?

Keberadaan ormas yang meresahkan sering kali dipicu oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kurangnya pengawasan dari pihak berwenang. Meski ormas diatur dalam peraturan perundang-undangan, implementasinya sering kali tidak maksimal. Tidak semua ormas memiliki struktur organisasi yang jelas, dan beberapa justru lebih mirip kelompok informal dengan kepentingan tertentu.

Faktor lainnya adalah tekanan ekonomi. Banyak anggota ormas berasal dari kelompok masyarakat yang kurang beruntung secara ekonomi. Dalam situasi ini, beberapa individu atau kelompok menggunakan ormas sebagai alat untuk mencari penghidupan, meskipun dengan cara yang tidak selalu sesuai aturan.

Mencari Solusi Jalan Tengah

Daripada terus-menerus memandang ormas sebagai sumber masalah, penting untuk melihat mereka sebagai bagian dari solusi. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk menciptakan harmoni antara ormas dan masyarakat Jakarta:

  1. Peningkatan Pengawasan dan Transparansi
    Pemerintah perlu memastikan bahwa semua ormas yang beroperasi di Jakarta terdaftar secara resmi dan diawasi aktivitasnya. Transparansi dalam pengelolaan dana dan kegiatan harus menjadi prioritas, sehingga masyarakat dapat melihat kontribusi nyata mereka.

  2. Edukasi dan Pelatihan
    Ormas yang kurang profesional sering kali muncul karena minimnya pendidikan tentang tata kelola organisasi. Pelatihan tentang manajemen konflik, komunikasi, dan pengelolaan kegiatan dapat membantu mereka menjadi lebih efektif dan tidak meresahkan.

  3. Kolaborasi dengan Pemerintah dan Swasta
    Ormas bisa menjadi mitra strategis dalam program-program pemerintah atau sektor swasta, seperti pengelolaan lingkungan, pemberdayaan ekonomi, atau tanggap bencana. Dengan kolaborasi ini, mereka tidak hanya menjadi lebih relevan tetapi juga mendapatkan dukungan yang jelas.

  4. Pendekatan Komunitas
    Daripada hanya mengkritik, masyarakat bisa lebih aktif berinteraksi dengan ormas di lingkungannya. Dengan dialog dan kerja sama, banyak kesalahpahaman yang bisa diatasi, dan potensi ormas untuk berkontribusi dapat dimaksimalkan.

Membawa Ormas Menuju Masa Depan yang Lebih Baik

Ormas adalah bagian dari dinamika sosial Jakarta yang tidak bisa diabaikan. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, mereka mencerminkan tantangan dan peluang yang ada di masyarakat kita. Untuk menciptakan harmoni, semua pihak---pemerintah, ormas, dan masyarakat---harus berkolaborasi dan saling memahami.

Alih-alih terus memandang ormas sebagai sumber masalah, mari kita jadikan mereka mitra dalam membangun kota yang lebih baik. Karena pada akhirnya, keberadaan ormas adalah tentang bagaimana kita bersama-sama menciptakan Jakarta yang lebih damai, inklusif, dan berdaya. Jika ormas dan masyarakat bisa saling bekerja sama, mungkin keluhan tentang upaya pemalakan dan pungli akan tergantikan dengan cerita tentang solidaritas dan kebersamaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun