Mohon tunggu...
Asih Messi Donny
Asih Messi Donny Mohon Tunggu... -

Full time mother n wife..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Golput Sejati...Sikap Cerdas Atau Tidak Peduli?

9 April 2014   08:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:52 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku golput lah.ngapain milih orang2 yg korup,mikir perut sendiri,suka makan uang negara.emang mereka akan inget kamu klo mereka jadi...?",kata joni
"emang semua org kyk gitu?" Kata jono
"ya iyalah.segelintir org memilih keluar dr dewan krn niat mulianya kalah ma kebusukan politik.km inget ga saat dulu minta bantuan dewan tetangga kita buat dana turnamen voli,bola,renang dll. saat ngajuin proposal ternyata disana ada puluhan tumpukan proposal ngantri.dan tau nggak brp juta rupiah potongan dr masing2 kwitansi utk para dewan.pdhl kan ada dana khusus buat olahraga buat rakyatnya yg nilainya sebenernya tidak kecil.mereka gaji besar,cm tandatangan proposal n kwitansi aja (yg sebenarnya dana jatah rakyat ) kok minta jatah jutaan.itu bukan rahasia,itu baru kecil blm yg di pusat sana...."cerocos jono
"baguslah kamu dikasih dana buat turnamen,drpd klo ga ada dewan kamu malah ga dpt sumbangan"canda jono " yg penting kamu n temen2mu jgn ikut2an korup / memangkas dana yg bukan hak kamu lho ya...."
Joni msh panjang lebar menjelaskan ratusan keburukan2 dewan yg menurutnya semua buruk,ga pernah kerja mikir rakyat bisanya cm makan uang rakyat,tidur di kantor,jalan2 dll. jono menguap bosan..

"bayangkan klo semua yg mengaku pintar itu golput n hanya org2 yg kalian sebut bodoh yg mau disogok amplop yg mau nyoblos...akan seperti apa wakil2 rakyat yg terpilih,akan seperti apa negara ini? Kamu tau nggak,sedikit aja kebaikan apa yg tlh mereka (wakil rakyat)lakukan utk rakyatnya?",tanya jono
"ga ada"jawab joni
"ga ada atau ga tau?"tanta jono lagi
"ga taulah karena emang nggak ada"jawab jono ketus
"mungkin ada jon meski porsinya ga sebanding ma gajinya,ma profesional kerjanya,ma uang haram yg masuk kantongnyA. Makanya kalau menurutmu semua korup,semua ga bisa kerja,semua jelek...pilihlah yg tingkat keburukannya paling rendah,yg taat agama..." Saran jono.
Mengutip catatan Usman Nazaruddin.....
Ketika kita yang punya pengetahuan lebih luas malah memilih untuk golput dan tidak peduli dengan lingkungan, dikhawatirkan justru akan terpilih mereka-mereka yang semuanya akan merusak tiang negara ini. Rasionalkah kita menjadi golput?
Jika diasumsikan ada 5 calon pemimpin yang maju dengan latar belakang yang berbeda di mana :
calon A berperilaku buruk dan suka memukul, calon B perilakunya baik,
calon C suka mencuri, calon D suka main wanita, dan calon E perilakunya sederhana.
Dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 1.000 orang didapati hasil pemilunya oleh
calon A sebanyak 300 suara, B 200 suara, C 170 suara, D 70 suara, dan E 45 suara. Sedangkan suara yang tidak sah/rusak sebanyak 45 dan yang tidak menggunakan hak pilih sebanyak 170 orang. Karena A diusung oleh partai berkuasa sehingga mendapati suara terbanyak meskipun orang yang diusung kepribadiannya kurang baik. Sedangkan B yang diusung oleh partai biasa walapun integritasnya baik, tetapi mendapati suara lebih rendah dari A.
Apa yg akan terjadi?
Saidina Ali pernah berkata, “Lebih baik dipimpin oleh orang yang zalim daripada negara tidak ada pemimpin.”
"ayo jon,ini menentukan nasib bangsa n pemimpin kita kelak..."pinta jono
"pokoknya aku golput,gengsi ma temen2ku donk,ga mau punya wakil rakyat yg ga bisa kerja...."
"joni, jujur ya...lebih baik punya wakil rakyat yg korup,yg sk maen perempuan,yg buruk atau negara tidak punya wakil rakyat sama sekali? kamu ga bisa dpt tambahan dana buat turnamen,buat perbaikan jalan,lapangan dll lho,"tanya jono...

Ps. Selamat nyoblos buat masih yg peduli nasib bangsa.
penulis bukan anggota dewan,tidak punya (belum sampai saat ini) sodara,rekan,sahabat,kenalan anggota dewan /calon.penulis hanya ibu rumah tangga biasa yg ga suka berpolitik..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun