Mohon tunggu...
alien indo
alien indo Mohon Tunggu... profesional -

Aku berasal dari planet lain, jadi manusia bumi menyebutku Alien. Karena pesawatku rusak, aku terdampar ke bumi, ke negara bernama Indonesia, dan terpaksa mempelajari tingkah pola 'mengharukan' dari makhluk bernama manusia....

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Falsafah Terima Kasih ala Pemain Bola

4 Januari 2012   01:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:22 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_153104" align="aligncenter" width="620" caption="Selebrasi Yaya Toure (kanan) dengan Silva (Kiri). Foto menmedia.co.uk"][/caption]

BEGITU Yaya Toure mencetak gol, sambil tertawa lebar dia segera berlari. Yang dituju adalah David Silva, yang memberi umpan cantik melalui tendangan sudut. Sambil tertawa gembira Toure dan Silva berpelukan, dan kemudian dirubungi rekan-rekan lain. Itulah pemandangan menarik yang terlihat dalam pertandingan seru Liga Inggris antara Manchester City melawan Liverpool dini hari tadi.

Kendati terkesan biasa, apa yang dilakukan  Yaya sangat menarik. Sebagai pencetak gol dia adalah pahlawan. Namun Yaya Toure tidak melupakan temannya yang berjasa memberikan umpan. Karena itu, begitu tandukannya menghujam ke gawang Pepe Reina, orang pertama yang dia cari adalah Silva. Sebagai pencetak gol Yaya tidak lupa diri. Dia sadar, mencetak gol hanya bisa dilakukan karena ada rekannya yang memberikan umpan cantik.

***

Begitu tiba di bumi, aku langsung tergila-gila pada olahraga sepakbola. Awalnya memang aku merasa aneh, namun akhirnya bisa menikmati. Bahkan ketagihan. Momen yang paling aku suka tentu saja ketika gol tercipta. Melihat bagaimana hebohnya si pencetak gol, reaksi rekan-rekannya, bahkan penonton.

Ada beragam reaksi pemain bola ketika mencetak gol. Ada yang mencium cincin kawinnya (seperti yang biasa dilakukan Raul Gonzales), ada yang menunjuk ke atas seperti yang dilakukan Kaka (yang berterimakasih kepada Tuhan) dan Frank Lampard (yang mendedikasikan gol untuk ibunda di surga), ada yang histeris seperti Fillipo Inzaghi, ada yang bersalto seperti Nani, ada yang tersenyum setengah tersipu seperti Messi, ada yang meluncur dengan lutut di rumput, ada yang memukul-mukul tiang bendera di pojok, ada yang mendatangi penonton sambil membuka kedua tangan lebar-lebar, dan banyak lagi...

Dari berbagai reaksi itu, ada satu hal unik yang aku lihat. Jika gol tercipta karena umpan rekan lain, si pencetak gol biasanya langsung berlari ke rekan pengumpan. Terkadang sambil mengarahkan jari telunjuk dan tertawa lebar. Beberapa pemain bahkan menolak ungkapan selamat rekan lain sebelum menjumpai temannya yang berjasa mengirimkan umpan.

Memang, tak semua pencetak gol langsung berlari ke arah teman pengumpan untuk berterima kasih. Ada juga yang 'lupa diri'. Begitu mencetak gol dia langsung berlari ke arah penonton, sambil menepuk dada. Di sepakbola, perilaku seperti ini bisa dimaafkan. Karena yang utama adalah terciptanya gol. Apalagi jika gol itu merupakan penentu kemenangan...

***

Sebagai alien yang terdampar di bumi, aku mendapatkan pelajaran menarik seputar reaksi terima kasih pemain sepak bola ini. Apa yang aku lihat, seperti yang dilakukan Yaya Toure, merupakan falsafah terima kasih yang patut ditiru.

Bahwa keberhasilan yang dicapai, prestasi yang digenggam, itu tak lepas dari campur tangan dan pertolongan pihak lain. Bahwa sangatlah wajar untuk berterima kasih kepada pihak yang berjasa itu.

Sepanjang yang aku amati, banyak manusia bumi yang tidak suka berterima kasih. Ada yang merasa gengsi. Ada yang merasa tidak perlu. Sebagian justru merasa tak ada gunanya berterima kasih kepada pihak lain karena keberhasilan yang dicapai dianggap murni usaha dan kerja keras pribadi. Padahal, sehebat apapun seseorang, pasti ada pihak lain yang punya andil.

Pemain bola sepeti Yaya Toure memberi pelajaran penting bagi manusia bumi untuk berterima kasih kepada sesama yang berjasa. Bahwa berterima kasih itu bukan merupakan pekerjaan yang sulit. Bahwa berterima kasih sama sekali tidak meruntuhkan martabat.

Dan tentu saja, manusia bumi tak perlu menjadi pemain sepak bola untuk bisa berterima kasih kepada sesama.... Salam,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun