Mohon tunggu...
Alief Viona
Alief Viona Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Uninersitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Candi Kidal: Tempat Penyimpanan abu dari salah satu Raja Kerajaan Singasari

18 Mei 2024   23:20 Diperbarui: 15 Desember 2024   01:20 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Singa penyanggah tampak dekat (sumber: dokumen pribadi penulis)

Di Indonesia terdapat beberapa candi yang telah tersebar di pulau Jawa, salah satunya berada di Jawa Timur yaitu Candi kidal yang berlokasi di Desa Rejokidal, kecamatan Tumpang, kabupaten Malang Jawa Timur. Candi kidal adalah salah satu candi dari warisan kerajaan singasari, candi kidal dibangun sekitar tahun 1248 sebagai bentuk penghormatan untuk Raja Anusapati. Anusapati adalah Raja kedua dari kerajaan Singasari dan ia telah memimpin kerajaan tersebut pada tahun 1247-1248 Masehi. Nama kerajaan Singasari tentunya tidaklah asing terdengar bagi masyarakat Indonesia, sebelum kerajaan singasari dipimpin oleh Anusapati, kerajaan singasari dipimpin oleh Tunggul Ametung yaitu Ayah Anusapati, lalu kemudian diturunkan ke Anak Tunggulnya yaitu Anusapati. Raja Anusapati sendiri mempunya garis keturunan dari Ken Arok, Anusapati adalah anak dari Tunggal dari Raja Ametung yang menikah dengan Tos Joyo lalu kemudian lahirlah Anusapati, kemudian Anusapati menikah dan mempunyai anak yaitu Wisnu Wardhana.

Menurut pernyataan dari salah satu juru kunci, Candi Kidal ini di dirikan untuk menjadi tempat penyimpanan abu Raja Anusapati sebagai bentuk penghormatan untuk Raja Anusapati. Candi kidal di dirikan sejak tahun 1248 Masehi, pada masa tersebut merupakan masa kejayaan kerajaan Singasari. Hampir semua kerajaan-kerajaan yang terdapat di Malang, Jawa Timur ialah peninggalan dari kerajaan Singasari, karna umumnya tempat kerajaan Singasari terdapat di Malang, Jawa Timur. Selain Candi Kidal yang berada di Malang terdapat Pula Candi Jago. Candi Jago adalah peninggalan Raja keempat kerajaan Singasari yaitu Wisnu wardhana.

Lalu mengapa Candi Kidal dinamakan dengan kata "kidal" yang sebagian orang-orang tahu "kidal" adalah sebuah kecenderungan seseorang yang mendominasi menggunakan tangan tangan sebelah kiri dibandingkan dengan tangan sebelah kanan, dan fakta menariknya adalah Candi kidal ini di artikan melalui kata "kidal" yaitu yang berarti kiri. Candi kidal juga memiliki relief-relief yang unik dan dari semua relief yang tergambar pada dinding candi kidal tentunya memiliki maknanya tersendiri. Pada relief yang terdapat pada Candi Kidal menceritakan masalah-masalah yang terdapat pada masa lalu, kemudian selain itu relief tersebut juga menceritakan kehidupan masyarakat pada zaman dahulu dan juga menceritakan kerukunan masyarakat dan terdapat pula cerita sebelum kejadian tersebut terjadi atau bisa dibilang sebuah ramalan kehidupan. Itu semua sudah tertulis di reliefnya masing-masing. Dari tampak depan Candi Kidal pada di bagian atas terdapat patung seperti wajah yang bernama Mukakaleikitato biasa disebut Kitato, kata "Muka" yang berarti wajah sedangkan kata "Kale" berarti besar, jadi bisa diartikan sebagai Manusia yang Besar. Di dalam Candi kidal terdapat ruangan yang berfungsi sebagai Pemujaan atau penghormatan kepada Anusapati. Candi Kidal ini terdapat aspek sifat Hindu, tidak  sepeti Candi Jago yang bersifat Hindu-Budha karena pada Candi Kidal hanya Terdapat relief-relief Hindu saja. Pada Candi Kidal tidak hanya terdapat patung wajah Mukakalaikato saja, selain itu terdapat pula Patung Singa pada pinggir-pinggir Candi Kidal yang berarti sebagai penyanggah Candi Kidal, mengapa singa? Menurut sang juru kunci, singa adalah hewan yang sangat kuat atau bisa dibilang singalah sang penguasa rimba, oleh karna itu pada samping-samping siku Candi Kidal terdapat patung singa yang menggambarkan sebagai penyanggah Candi Kidal.

Potret Wajah Mukakaleikitato (sumber: dokumen pribadi penulis)
Potret Wajah Mukakaleikitato (sumber: dokumen pribadi penulis)

Potret Singa penyanggah tampak dekat (sumber: dokumen pribadi penulis)
Potret Singa penyanggah tampak dekat (sumber: dokumen pribadi penulis)

Pada Candi Kidal ditempatkan hanya untuk penyimpanan abu Anusapati saja, tidak ada abu dari keluarga Kerajaan lainya. Saya sempat bertanya kepada sang juru kunci Candi Kidal. Mengapa hanya satu tempat atau wilayah untuk satu raja saja, mengapa tidak semua raja dari kerajaan Singasari tempat penyimpanan abunya menjadi 1 wilayah sehingga tidak menjadi tersebar? Dan jawaban beliau adalah, karena sebelum menempatkan abu para Raja, orang-orang pada zaman itu sudah memprediksi tanah mana yang kuat agar tidak mudah longsor dan yang cocok untuk didirikannya sebuah candi yang dapat berdiri hingga ratusan tahun agar anak cucu selanjutnya bisa melihat Candi tersebut. Candi Kidal sendiri terletak ditengah-tengah pemukiman warga, orang zaman dahulu memperkirakan hanya tanah tersebut yang tidak mudah longsor (yang saat ini menjadi tempat berdirinya candi kidal). Adapun pada zaman dahulu Fungsi utama didirikannya Candi adalah sebagai tempat penyimpanan abu Raja yang mempunyai jabatan yang tinggi, contohnya seperti Raja Anusapati yang abunya disimpan di Candi Kidal, kemudian Sri Jaya Wisnu wardhana yang abunya disimpan di Candi Jago. Namun berbeda pada zaman dahulu, pada zaman saat ini Candi berfungsi sebagai Tempat wisata edukasi kebudayaan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun