Lantas ditengah ketidakpastian kehidupan kita sekarang menghadapi covid -- 19, apakah kita masih mau melihat covid -- 19 ini semata -- mata hanyalah sebuah penyakit tanpa melihat ancaman yang jauh lebih besar dan nyata -- nyata ada di depan kita? Mungkin cepat atau lambat para ilmuwan akan segera menemukan vaksin untuk mengakhiri pandemi ini.
Namun, untuk menghadapi krisis iklim ini, tidak cukup kita hanya menunggu kerja dari para ilmuwan. Menghadapi krisis iklim ini adalah kerja kolektif yang mana semua pihak di berbagai sektor memiliki andil terhadap krisis ini dan memiliki peran untuk menghadapi krisis ini. Karena pada akhirnya, pandemi ini hanyalah sebatas pengantar awal menghadapi ujian yang jauh lebih destruktif dan jauh lebih masif, yaitu krisis iklim.
Sumber refrensi :
[3] Isbaniah, F, et al. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). Jakarta (ID). Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).
[4] Lu R, Zhao X, Li J et al. Genomic characterisation and epidemiology of 2019 novel coronavirus: implications for virus origins and receptor binding. Lancet 2020; pii: S0140-6736(20)30251-8. doi: 10.1016/S0140-6736(20)30251-8.
[5] Woolhouse, M.E.J. and Gowtage-Sequeria, S. (2005). Host range and emerging and reemerging pathogens. Emerging Infectious Diseases, 11, 1842--1847.
[7] Robbins J (2012) The Ecology of Disease, The New York Times, accessed on 17/3/2020 from
[8] EcoHealth Alliance (2019). Infectious disease emergence and economics of altered landscapes -- IDEEAL. Published by EcoHealth Alliance, New York, New York, U.S.A.