Mohon tunggu...
Alief hafidzt
Alief hafidzt Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa yang terus mencari arti dari Kebijaksanaan

Saya tinggal di Kota Bekasi, tepatnya di Kaliabang Ilir, Bekasi Utara, Kota Bekasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Paradoks Kebebasan dan Kenyataan

26 Agustus 2024   20:00 Diperbarui: 26 Agustus 2024   21:07 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di gelapnya malam, terlihat sepasang besi bening yang berseri-seri, terlena oleh rupa yang nyatanya tak menyenangkan hati.

Di kesunyian malam, tertapak pijakan kaki di tembok yang tak tersusun rapi, pertanda keterpaksaan yang menikam perih.

Tercucur sudah keringat di seluruh wajah, berharap kabar yang membawa gairah, namun rasanya hampalah sudah.

Di balik prodeo, aku terbelenggu antara peran dan kenyataan, langkahku mendekat namun terhenti sebab melarat.

Mendekat tak tergapai, menjauh tak kuasa.

Berharap dapat tergapai, apalah daya takdirku seorang SAHAYA.

Setiap lisan adalah dusta, setiap perbuatan tak lebih dari sandiwara, kebebasan hanyalah imajinasi  yang tergambar namun tak tergapai.

Seorang pemimpin berkata, lantas aku diam tak berkata-kata, seperti hewan yang mengikuti perintah tuannya.

Di telinga yang lelah, tersirat makna derita. Perjuangan yang terhenti, mencari makna setiap langkah kaki. Lelahku seakan tak ternilai, bagaimana dedaunan yang tercerai-berai.

Rasa sakit mengiris kalbu, bagaikan pisau yang menusuk empedu. Namun, aku tetap tunduk dalam tangisan yang tersedu-sedu.

Kalbuku,kalbuku,kalbuku...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun