Gebhug! Saja Pakdhe…
Biar kata orang Pakdhe tubuhnya ceking, muka tidak sangar seperti preman Tanah Abang atau Petamburan, tapi nyali Pakdhe punya keberanian bagai seekor singa, biarpun jarang mengaum tapi tindakan Pakdhe seringkali membikin kagum siapa saja yang mengenal sepak terjangnya termasuk warga dunia, ketimbang Bibib yang tak mau pulang sering koar-koar seperti anjing kejepit pintu tapi nyalinya sebiji sesawi. Seperti kata pepatah anjing mengonggong tanda tak dalam (eh, salah ya?).
Itulah sejak awal diangkat menjadi presiden, Pakdhe mengangkat menteri-menterinya bukan hanya yang mau kerja, seperti slogannya: kerja, kerja, kerja. Â Tapi juga yang nyleneh bin aneh seperti Susi Pujiastuti, sebagai menteri kelautan, yang tak tamat sekolah tinggi tapi punya keberanian untuk menenggelamkan kapal para pencuri hasil laut negeri kita yang sangat kaya. Sementara menteri yang culas; hanya pandai mengurai dan memulas kata-kata langsung diberhentikan.
Gebug saja Pakdhe….
Keberanian Pakdhe menggebug siapa saja yang merongrong negeri ini, tidak diragukan lagi. Ancaman Pakdhe bukan sekedar kosa kata baru atau basa basi. Bukan  juga akibat sudah jengkel dan mangkel pada sekelompok manusia Indonesia. Meski hidup dan bernafas, makan minum dan BAB (maaf!), bahkan sebagian mereka menikmati toleransi dan demokrasi di negeri ini, tapi ingin mengganti Pancasila dan UU 45 sebagai Dasar Negara dengan Khilafah yang salah kaprah. Padahal mereka yang ingin mengganti sendi-sendi berbangsa ini, tidak memahami perjalanan sejarah Indonesia. Tidak memahami bahwa rumusan Pancasila dan UU 45 bukanlah hasil dari Bung Karno-Hatta saja, tapi melibatkan seluruh komponen bangsa. Tanpa memandang agama, ras, suku darimana berasal.
Gebug saja Pakdhe…
Siapapun yang mengumbar isu PKI tapi tak punya bukti hanya sekedar menakut-nakuti. Terlebih membikin isu, bahwa Pakdhe keluarganya terlibat didalamnya. Mereka inilah ibaratnya membebat kebusukan dengan kain agama. Kemudian, dijual sebagai kurma dan air zamzam yang enak dimakan. Sejatinya mereka ini, tidak memiliki program apalagi etos kerja. Keinginannya hanya mengeruk kekayaan negeri untuk memperkaya dirinya sendiri.
Gebug saja Pakdhe…
Siapapun yang hanya bisa mengkritik tapi sebenarnya mereka itu kurang piknik. Seperti Pakdhe lakukan bolak-balik menyambangi seluruh pelosok Nusantara. Bahkan wilayah yang belum disinggahi presiden-presiden sebelumnya, sehingga mereka dihargai. Begitu pula pulau-pulau terluar dan perbatasan tak sekedar dikunjungi secara basa-basi, namun dibenahi menjadi etalase negeri Indonesia.
Sementara Pakdhe pergi ke mancanegara, bukan hanya sekedar piknik biasa memboyong keluarga. Namun sering juga Pakdhe hanya dengan pesawat biasa, tanpa pengawalan malah dan menumpang di kelas ekonomi tanpa harus merasa gengsi. Semuanya demi kemakmuran negeri ini, karena Pakdhe menyadari ketertinggalan negeri ini dari negeri lainnya.
Gebug saja Pakdhe…
Bagi orang yang menihilkan prestasi yang selama ini, Pakdhe lakukan untuk kemakmuran dan kejayaan NKRI. Cobalah buka mata untuk lebih melihat dan pasang telinga untuk lebih mendengar bagaimana Pakdhe bekerja, ketimbang demo berjilid-jilid, dilanjutkan saling memfitnah, saing caci maki, menyebarkan hoax. Cobalah dengar ya, saat pemerintahan Pakdhe-lah dapat membubarkan PETRAL sehingga bisa hemat anggaran sebesar Rp.250.miliar/hari. Begitu juga berhasil melawan raksasa Freeport dan mengubah KK menjadi IUPK yang mewajibkan 51 % untuk Indonesia sementara berabad-abad sebelumnya RI hanya diberi 1 %. Begitu pula membuat insfrastruktur jalan toll Trans Sumatera tahap I dari Lampung-Palembang-Indralaya. Serta trans Papua dari Sorong sampai Mouroke sepanjang lebih lebih dari 3.000 kilometer. Dan, ini hanya sebagian saja prestasi yang sudah dicapai Pakdhe selama menjadi presiden. Namun kalau ingin membacanya silahkan akses ke link https://www.facebook.com/Maklambeturah/posts/753023011537162
Gebug saja Pakdhe…
Segala kepinding yang ada di kasur, bantal dan selimut serta kursi yang menganggu nyenyak tidur dan ketentraman masyarakat Indonesia. Setiap  dilakukan penjemuran di terik matahari sambil digebug berkali-kali. Dan, jangan lupa gebug juga kalajengking yang punya kelicikan senjata pada ekornya, karena dia seperti kata pepetah suka mengunting dalam lipatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H