Mohon tunggu...
Alief El_Ichwan
Alief El_Ichwan Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis

mantan wartawanI Penulis LepasI Menulis artikel-cerpen-puisi-perjalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Candi Kidal Nyaris Tak Dikenal

2 Februari 2017   08:26 Diperbarui: 2 Februari 2017   09:39 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Kidal menjadi latar pertnjukan kesenian Jaranan

Meski hanya sekitar 23 km dari Kota Malang, namun keberadaan candi Kidal kurang dikenal. Bahkan warga Malang sekalipun, masih banyak yang belum mengunjungi. Padahal Dari Malang, jika lewat Blimbingan-Pakis-Tumpang-PulongdowoPandanajeng-Kidal. Sedangkan lewat Malang selatan, rute dapat ditempuh Tlogowaru-Sumbersuko-Randugading-Tajinan-Gunungsari-Ngintit-Kidal. Rute lainnya, Madyopuro-Kedungrejo-Kambingan-Kidal.

Sejumlah pengunjung, bahkan nyasar sampai sampai jauh. Minimnya penunjuk arah ke candi ini, mungki salah satunya. Seperti yang dialami Sugeng Surbiantoro (34) dan Ratna (30), istrinya. “Tadi ke arah Palungdowo antara Pajaran dan Wungkal di belakang candi ini. Padahal saya menggunakan GPS, yang menunjukan sudah sampai tujuan. Lho, padahal tak ada rumah hanya kebun tebu saja,” katanya.

Kejadian serupa, juga dialami peziarah dari Bali. Cak Imam, menururkan ada rombongan dari Bali yang datang dengan tiga mini bus. “Satu rombongan nyasar sampai 6 km ke arah selatan, bahkan mengontak rombongan yang telah tiba di candi Kidal, bahwa mereka telah menemukan lokasinya,” tuturnya.

Malahan rombongan mahasiswa arkeologi, lanjutnya, ketika telah tiba dilokasi, namun saat salah seorang mahasiswanya membuka GPS, malah yang terlihat dalam maps hanyalah warna hijau. Padahal secara geografis, lokasinya hamparan terbuka. Tepatnya berada di lereng timur Gunung Buring.

Agaknya, candi Kidal harus terbelenggu “tulah” atau kutukan namanya. Candi Kidal, terpinggirkan (baca: dianaktirikan). Seperi halnya Anusapati yang didharmakan di candi ini.  Namun, dengan adanya kegiatan pagelaran digagas Yayasan Damaputra Raharja (DR), sebuah yayasan non-profit, melalui pagelaran kesenian seperi jaran kepang (kuda lumping), tari openg dan wayang krucil (wayang klitik) di pelaaran candi Kidal agar bisa lebih dikenal.

“Mengangkat candi Kidal lewat gelar budaya, memang ibarat menegakkan benang basah. Dari warga pemerinah maupun dari warga sendiri, tak banyak kepedulian yang diberikan,” ujar Dama (49), penggagas Yayasan DR bersama istrinya, Dita Maulina.

Melihat candi Kidal dari segi pemeliharaan, terutama kebersihan serta kerapihan terlihat selalu terjaga. Namun kerusakan fasilitas candi seperti papan informasi, plafon toilet yang lepas dan sarana saluran air rusak di luar kemampuan penjaga candi untuk memperbaikinya dengan dana sendiri.

Selain itu, adanya peternakan ayam petelur di seputar candi Kidal, juga merusak tatanan suasana keberadan sebuah cagar budaya. Bau kotoran ayam yang menahun seringkali tercium menyengat. Selain itu, juga mengundang lalat. “Sebenarnya, sudah berkali-kali dilaporkan ke Pusat (BPCB), namun sampai sekarang belum ada penanganan,” ujar Imam.

Ragam Arca dan Relief

Pada tangga masuk candi Kidal terdapat arca kepala ular, Kala Makara (kanan) yang dianggap jantan, sedangkan Kala Makari (kiri) dilambangkan sebagai perempuan, karena pada bagian telinganya terdapat anting-anting. Arca ini, melambangkan sebagai penjaga harta kekayaan dan tempat suci.

Bagian sudut candi yang menopang pelipit mistar candi, terdapat arca berupa Singa Stamba, masing-masing berwajah kera dan anjing yang ditempatkan secara bersilangan. Maknanya, sebagai sang penjaga yang kuat dan buas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun