1. Analisis Struktur Teks
Dari hasil analisis kami, konflik dan klimaks dari teks sejarah yang berjudul "Sejarah Kerajaan Majapahit" konflik dan klimaksnya dijelaskan terlalu singkat sehingga kurang saling menyambung saat dibaca. Dalam teks tersebut tidak ada struktur koda, jadi teks tersebut perlu dimodifikasi.
2. Analisis Unsur Kebahasaan
1. Konjungsi temporal (setelah):
 =>Kalimat : Setelah Singasari runtuh
2. Kalimat bermakna lampau (telah):
 =>Kalimat : Untuk menghukum Raja Jawa yang telah menghina
3. Kata kerja mental (menghina):
=>Kalimat : Raja Kartanegara yang telah menghina utusan kaisar
Berikut adalah hasil modifikasi teks "Sejarah Kerajaan Majapahit"
Cikal bakal Nusantara lahir dari Kerajaan Mapajapahit yang berkembang hebat di abad ke-14. Bagaimana awal mula berdirinya Majapahit? Dikutip dari Kerajaan Hindu-Buddha di Jawa (2019), Kerajaan Majapahit merupakan lanjutan dari Kerajaan Singasari yang didirikan Ken Arok. Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan Bupati Gelanggelang (Madiun) Jayakatwang pada 1292. Setelah Singasari runtuh, Raden Wijaya melarikan diri bersama tiga sahabatnya yakni Sora, Nambi, dan Ranggalawe. Kerajaan Terbesar di Nusantara Raden Wijaya adalah putra pangeran dari Prabu Guru Darmasiksa, Raja Sunda Galuh, sedangkan ibunya adalah putri Mahisa Campaka dari Kerajaan Singasari.
 Di desa Kudadu, Raden Wijaya disambut dan dibantu bersembunyi dari kejaran musuh. Atas bantuan kepala desa, Raden Wijaya diterima berlindung kepada Arya Wiraja di Sumenep. Di tengah pelariannya yang penuh keputusasaan, Raden Wijaya tak hanya diburu oleh pasukan Jayakatwang. Sebuah pertempuran batin yang tak kalah sengit juga berkecamuk di dalam dirinya. Dulu, ia adalah seorang pangeran yang dimanjakan, terbiasa dengan kehidupan istana yang penuh kemewahan. Kini, ia hidup dalam pelarian, bersembunyi di hutan belantara, dan harus berjuang untuk bertahan hidup. Arya Wiraja kemudian membantu hingga Raden Wijaya diterima Raja Jayakatwang, bahkan diperbolehkan membuka hutan Tarik di Trowulan untuk dijadikan desa. Raden Wijaya mulai mempertanyakan takdirnya. Mengapa ia harus mengalami penderitaan sebesar ini? Apakah ia pantas menjadi raja? Keraguan itu semakin menguat ketika ia mengingat perlakuan baik Arya Wiraja dan Raja Jayakatwang. Ia merasa bersalah karena harus mengkhianati kepercayaan mereka.
Namun api kebencian masih menyala dalam dirinya dan ia memutuskan untuk mengobarkan api tersebut karena perlakuan yang dilakukan oleh Raja Jayakatwang sebelumnya. Raden Wijaya memiliki niat untuk membalas dendam perbuatan dari Raja Jayakatwang. Raden Wijaya menamai desa yang dibangunnya di hutan Tarik dengan Majapahit. Ini dikarenakan di area itu banyak tumbuh pohon maja yang berbuah pahit. Setelah hidup selama catur wulan dia merenungkan kehidupannya sampai akhirnya memutuskan untuk bertekad mengambil kembali haknya sebagai keturunan kerajaan. Setelah keputusannya bulat, ia memutuskan untuk membuat pasukan dengan dalih ingin memindahkan penduduk dari daerah lain ke Desa Majapahit. Selang beberapa tahun, penduduk desa tersebut bertambah hingga terlihat mungkin untuk mengambil alih kekuasaan kerajaan.Â
Di tengah kebimbangannya, Raden Wijaya seringkali bermimpi buruk. Ia melihat bayangan para leluhurnya yang menegurnya, mengingatkannya akan tanggung jawabnya sebagai keturunan raja. Mimpi-mimpi itu membuatnya semakin tertekan dan merasa semakin jauh dari jalan kebenaran. Beberapa hari setelahnya, Raden Wijaya dan pasukannya telah siap untuk mengambil alih kekuasaan. Dengan kekuatan penuh, Raden Wijaya dan pasukannya berhasil menguasai beberapa tempat di sekitar kerajaan. Setelah berhasil menguasai beberapa wilayah di sekitar kerajaan, Raden Wijaya dan pasukannya semakin percaya diri. Mereka kemudian melakukan serangan besar-besaran ke ibukota Kerajaan. Pertempuran sengit pun tak terhindarkan. Dengan taktik yang cerdik dan semangat juang yang tinggi, pasukan Raden Wijaya berhasil mengalahkan pasukan Jayakatwang. Jayakatwang sendiri tewas dalam pertempuran tersebut.
Kemenangan atas Jayakatwang merupakan titik balik bagi Raden Wijaya. Ia berhasil membalas dendam dan merebut kembali haknya sebagai keturunan raja. Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja pertama Kerajaan Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Berdirinya Kerajaan Majapahit ibarat sebuah pohon besar yang akarnya tertanam kuat di tanah Jawa. Pohon ini terus tumbuh dan berkembang, memberikan keteduhan dan buah bagi generasi-generasi selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H