Saya ingin membedah suatu topik secara komprehensif yang dapat mengantarkan kita kepada tempat yang paling mewah di surga yaitu bagi yang berbudi pekerti tinggi. Sebelum kita masuk pada topik yang lebih mendalam, Mari kita sebelumnya melihat hadis dibawah ini:
Dari Hadis Malik bin Safwan bin Salim,:"Ya Rasulullah, apakah orang beriman ada yang penakut? Beliau menjawab,'Ya.' Maka ada yang bertanya kepada beliau, 'Apakah orang beriman ada yang bakhil (pelit, kikir).' Beliau menjawab, 'Ya.' Ada lagi yang bertanya, 'Apakah ada orang beriman yang pendusta?' Beliau menjawab, 'Tidak.
Setelah kita cermati, itu semua menunjukkan bukti bahwa tidak ada manusia dimuka bumi ini yang sempurna. Memungkinkan seorang Mu’min penakut dan dia masih mempunyai akhlak, memungkinkan seorang mu’min pelit dan dia masih mempunyai akhlak. Namun tidak memungkinkan Mu’min berdusta dan itu akan menunjukkan bahwa dia tak berakhlak. Tidak mungkin manusia berakhlak penuh dan sempurna bahkan itu terbukti dari sifat para sahabat sekalipun, lihatlah kisah Hassan bin Sabit pada perang Khandaq, Penyair Nabi SAW kala itu. Beliau adalah orang yang penakut. Dikisahkan ketika datang para Ahzab dan Nabi Muhammad SAW serta para sahabat keluar untuk berperang, Hassan menolak untuk ikut berperang dan rela tinggal bersama orang orang tua dan perempuan yang tidak bisa berperang. Namun Nabi sering memuji Hassan dalam puisi puisi beliau, itu dikarenakan Syair syair Hassan pada waktu itu sangat lebih memulyakan dan menguatkan Islam bahkan lebih dari pedang. Hassan RA(Radiallahuanhu) adalah penyair handal. Begitu juga kisah Abu Safyan RA, yang dikenal pelit. Istrinya Hind RA, pernah mengeluh sembari bertanya: wahai Rosulullah apakah halal ketika saya mencuri makanan suami saya karena saya lapar dikarenakan kepelitan suami saya? Nabi Muhammad Saw menjawab: Ambilah dengan baik. Pada intinya, meskipun para sahabat tersebut kurang pada suatu sifat namun beliau beliau mempuyai kelebihan pada sifat yang lain. Begitupun semua manusia, Sahabat sahabat adalah orang yang terbaik setelah para nabi karena kekuatan iman mereka yang tinggi dan pergaulan langsung bersama Nabi Muhammad Saw menjadi salah satu penyebabnya.
Dari hadis diatas dan dibawah ini dapat disimpulkan bahwa adanya akhlak asasiyah dan akhlak sanawiyah yang melengkapi manusia untuk menjadi manusia yang berakhlak tinggi, akhlak assasiya yaitu seperti hadis dibawah ini, yaitu bahayanya untuk tidak memiliki sifat pendusta, akhlak sanawiyah atau kamaliyah, seperti dermawan, pemberani dan lainnya.
Mari kita lihat Hadist dibawah ini:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
(Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga. jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan jika dipercaya ia berkhianat”. ) (HR Bukhari)
Untuk memiliki akhlak yang wajib harusnya manusia mengapus 3 sifat buruk yang disebut pada hadist tanda tanda sifat munafik tersebut.
Apa yang menggemparkan?
Saya mencoba menggunakan penelitian ilmiah untuk topik ini, sayangnya saya tidak menemukan referensi dari dunia Islam atau dunia arab, yang saya temukan adalah penelitian yang membuahkan buku yang berjudul “Leadership Challenge”(tantangan kepemimpinan) karya Kouzes Posner, disini Kouzes Posner telah mengadakan survey yang melibatkan berjuta juta orang di enam benua, survey yang pertama diselenggarakan pada tahun 1985 dan yang kedua akhir akhir ini pada tahun 2007. Survey itu dilakukan untuk menjawab pertanyaan yaitu sifat apakah yang harus dimiliki seorang pemimpin?. Dan yang menarik jawaban dari pertanyaan tersebut baik survey yang diselenggarakan tahun 80an atau tahun 2007 memberikan jawaban yang agak mengejutkan yaitu sifat yang harus dimiliki pemimpin adalah Credibiliy(Jujur dan dapat dipercaya). Yang bila kita berpikir lebih jernih lagi (Sodiq amin) Jujur dan dapat dipercaya adalah julukan Nabi kita Muhammad SAW pada sesudah atau sebelum menjadi Nabi .. Maka disimpulkan disini wahai para pemimpin! Kepemimpinan itu adalah akhlak, tidak perlu tahu dulu dalam ilmu perencanaan,pertahanan dan lain lain bila belum mempunyai akhlak! Akhlak asasiyah yaitu Kejujuran dan dapat dipercaya.
Akhlak adalah tonggak utama kemajuan umat