Mohon tunggu...
Gembel bersajak
Gembel bersajak Mohon Tunggu... Arsitek - Seorang pengelana di jalanan

Bantu saya makan malam dan saya akan menulis buat anda

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Brunhilda dan Polisi

7 September 2022   08:00 Diperbarui: 7 September 2022   07:59 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemarin lusa

Pistolnya berisi kemudian 

Menunjuk  tengkuk 

Dan membungkuk 

Tidak ada suara ..

Menghadap tembok 

mencaci tembok dan menembak nya tiga , empat , kemudian lima kali.

Tembok tetap berdiri 

Dan berbicara kembali 

Tiga , empat, kemudian lima kali.

Brunhilda kembali mencekik 

Kemudian ber - pekik

Tiga, empat , kemudian lima kali.

Hari ini cerita berubah 

Esok Pasti balik goyah 

Kemudian berubah kembali.

Karena seragam polisi.

Kemudian semua dibayar diam.

Semua terkapar malam.

Semua terbakar kelam.

Sampai arang Kalam,

Menghitam dan ....

Tiga, empat, kemudian lima kali.

Semua dilupakan.

Karena Putri  berjalan,

Dengan MEREKA PARA TUAN !. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun