Mohon tunggu...
Alicia Josephine
Alicia Josephine Mohon Tunggu... Penulis - I want to share my thoughts through sentences.

I am a Bachelor-Degree majoring in English with Journalist concentrated. Here to upgrade my knowledge about writing in style or in SEO technique.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah dari Candi Jawi, Surabaya

19 Juni 2020   14:59 Diperbarui: 19 Juni 2020   15:03 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Candi Jawi terletak di kaki Gunung Welirang, Desa Candi Wates, Jalan Tretes Kecamatan Prigen, Pasuruan, yang dapat ditempuh 40 menit dari Surabaya. Bagi anda yang naik bus dari arah Surabaya maupun Malang, bisa  turun di Terminal Pandaan lalu naik angkutan Jurusan Tretes atau Trawas kemudian turun di depan Komplek Candi Jawi.

Candi ini dibuat sekitar tahun 1300 Masehi yang ditujukan sebagai tempat panderma (tempat penyimpanan abu) Raja Kertanegara, raja terakhir Singasari yang sebelumnya diduga sebagai tempat pemujaan atau tempat peribadatan. 

Candi Jawi berdiri di atas lahan seluas 40 x 60 meter persegi dan dikelilingi oleh pagar bata setinggi 2 meter. Bangunan candi dikelilingi oleh parit yang banyak dihiasi oleh bunga teratai. Bentuk candi berkaki Siwa dan berpundak Buddha dengan ketinggian sekitar 24,5 meter dengan panjang 14,2 m serta lebar 9,5 m. Bentuknya yang tinggi ramping seperti Candi Prambanan di Jawa Tengah dengan atap yang merupakan perpaduan antara stupa dan kubus bersusun atau meruncing pada puncaknya. 

Raja Kertanegara sengaja membangun candi Jawi jauh dari pusat kerajaan Singasari diduga lantaran di kawasan ini dahulu banyak pengikut ajaran Siwa-Buddha yang sangat kuat serta rakyat yang sangat setia. Dugaan tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa saat Raden Wijaya, menantu Raja Kertanegara, melarikan diri setelah Kertanegara dijatuhkan oleh Raja Jayakatwang dari Gelang-gelang (daerah Kediri), ia sempat bersembunyi di daerah ini, sebelum akhirnya mengungsi ke Madura. 

Candi Jawi terbilang sangat unik dengan adanya relief di dindingnya. Sayangnya, relief ini hingga saat ini belum bisa dibaca dan arca-arca peninggalan yang ada di Candi Jawi kini telah hilang lantaran telah dipindahkan ke Museum. Selain itu Salah satu keunikan Candi Jawi adalah batu yang dipakai sebagai bahan bangunannya terdiri dari dua jenis. Dari Kaki sampai selasar candi dibangun menggunakan batu berwarna gelap, tubuh candi menggunakan batu putih, sedangkan atap candi menggunakan campuran batu berwarna gelap dan putih

Untuk melestarikannya, pada setiap malam bulan purnama, di komplek candi jawi diadakan Pentas Seni Bulan Purnama yang mempertunjukan seni tari tentang kisah Legenda asal muasal Candi Jawi. Dalam tarian tersebut, diceritakan tentang seorang Puteri Bali yang sangat cantik. Namun karena kecantikannya ia terpaksa kabur dan tinggal menetap di jawa. Pasalnya, banyak raja-raja yang berkeinginan untuk mempersuntingnya sebagai permaisuri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun