Mohon tunggu...
Alicia Claricma
Alicia Claricma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Geografi FISIP Universitas Lambung Mangkurat

Selamat datang di akun Kompasiana saya! Di sini, saya akan membagikan berbagai tugas kuliah yang telah saya kerjakan selama perkuliahan. Temukan pemahaman mendalam tentang topik-topik yang relevan dengan bidang studi saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Isu Lingkungan di Kabupaten Kutai Barat

3 September 2024   20:07 Diperbarui: 4 September 2024   13:53 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabupaten Kutai Barat, sebagai salah satu wilayah di Kalimantan Timur, merupakan kawasan yang kaya akan sumber daya alam, terutama hutan hujan tropis, air bersih, dan keanekaragaman hayati. Namun, kekayaan ini juga menjadi tantangan besar dalam upaya pelestarian lingkungan. Melalui media massa, isu-isu lingkungan di Kutai Barat sering diangkat, baik terkait masalah deforestasi, pencemaran air, maupun kebijakan pengelolaan sumber daya alam yang diterapkan. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana framing atau pembingkaian media terhadap berita-berita lingkungan tersebut dapat mempengaruhi persepsi publik dan kebijakan pemerintah.

Sumber: dok pribadi
Sumber: dok pribadi

Sumber: dok pribadi
Sumber: dok pribadi

Salah satu isu lingkungan utama di Kutai Barat yang sering diangkat oleh media adalah masalah air bersih. Di beberapa berita, seperti yang diberitakan oleh radartarakan.jawapos.com pada 6 Februari 2024, masalah akses air bersih menjadi topik utama. Warga di Kutai Barat menghadapi tantangan serius akibat kerusakan infrastruktur dan pencemaran air yang disebabkan oleh aktivitas pertambangan dan deforestasi. Media seringkali menggunakan framing tanggung jawab dalam berita ini, menyoroti peran pemerintah dan perusahaan dalam mengatasi krisis air bersih. Pemerintah daerah melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) misalnya, diberitakan terus berupaya memperbaiki sistem distribusi air, namun masih terkendala oleh berbagai faktor termasuk minimnya anggaran dan dukungan infrastruktur.

Di sisi lain, berita seperti yang dilaporkan oleh kaltim.antaranews.com pada 4 Maret 2024, memfokuskan pada upaya penyediaan air bersih yang dilakukan oleh TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Kutai Barat. Program TMMD ini dianggap berhasil dalam menyediakan air bersih bagi masyarakat desa yang terdampak, menunjukkan kolaborasi antara pemerintah, TNI, dan masyarakat dalam mengatasi masalah tersebut. Framing yang digunakan dalam berita ini lebih positif, menekankan solusi jangka panjang melalui sinergi antar lembaga dan warga.

Selain masalah air bersih, pencemaran sungai juga menjadi isu besar yang dibingkai oleh media dengan sangat kritis. Sebagai contoh, kasus pencemaran sungai di daerah Sungai Lawas yang dilaporkan oleh tribunkaltim.com pada 16 Agustus 2024, mengangkat isu pencemaran limbah dari pabrik kelapa sawit yang menjadi sumber penyakit bagi warga sekitar. Dalam berita ini, framing yang digunakan lebih kepada konflik, di mana perusahaan-perusahaan besar seringkali dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan. Media cenderung menyoroti kurangnya pengawasan dari pemerintah serta dampak buruk pencemaran terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup masyarakat setempat.

Pada 12 Mei 2024, publik di Kutai Barat dikejutkan oleh laporan mengenai dugaan pencemaran limbah dari pabrik kelapa sawit yang mencemari Sungai Lawa. Sungai ini merupakan sumber kehidupan utama bagi masyarakat setempat, yang bergantung padanya untuk kebutuhan sehari-hari dan ekosistem sekitar. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa limbah pabrik kelapa sawit tidak hanya merusak kualitas air sungai tetapi juga mengancam ekosistem perairan dan kesehatan masyarakat. Pencemaran ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan penduduk dan aktivis lingkungan yang menyerukan perlunya tindakan tegas untuk mengatasi masalah ini. Kasus ini menyoroti betapa pentingnya pengawasan yang ketat terhadap industri pengolahan kelapa sawit. Industri ini, yang sering terlibat dalam pencemaran lingkungan, membutuhkan regulasi yang lebih ketat untuk melindungi sumber daya alam dan kesehatan masyarakat. Pengawasan yang lebih baik dan penerapan kebijakan lingkungan yang lebih rigor adalah langkah-langkah krusial untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Namun, di sisi lain, Kalimantan Timur menghadapi masalah besar terkait pencemaran lingkungan. Desa-desa di kawasan ini, seperti yang dilaporkan pada 11 September 2023, menggunakan dana karbon untuk mengatasi pembalakan liar. Dana ini membantu memperkuat pengawasan hutan dan mendukung konservasi. Partisipasi masyarakat desa menjadi kunci dalam menjaga kelestarian hutan serta memberikan manfaat ekonomi melalui insentif karbon, memperlihatkan bagaimana langkah-langkah lokal dapat berkontribusi pada pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Meskipun tantangan lingkungan di Kutai Barat besar, ada juga berita yang membingkai upaya pelestarian dan kebersihan lingkungan dengan positif. Contohnya, berita di telabangkatabar.com pada 16 Agustus 2024, melaporkan kegiatan rutin kebersihan yang dilakukan oleh Polres Kutai Barat sebagai bagian dari program kepedulian lingkungan. Kegiatan ini tidak hanya ditujukan untuk menjaga kebersihan lingkungan tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas lingkungan hidup di sekitar mereka.

Selain itu, pada 13 Juni 2024, PT Golden Blossom Utama (GBU) memperingati Hari Lingkungan Hidup dengan meluncurkan inisiatif #GenerationRestoration. Inisiatif ini bertujuan untuk memperbaiki ekosistem yang rusak, menanam kembali hutan, dan melindungi keanekaragaman hayati. Melalui program-program ini, GBU tidak hanya menunjukkan komitmen mereka terhadap lingkungan tetapi juga melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan dalam menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan untuk generasi mendatang. Komitmen ini penting untuk mendorong partisipasi aktif dan membangun kesadaran kolektif tentang pelestarian lingkungan.

Demikian pula, Polres Kutai Barat meresmikan fasilitas air bersih pada 19 Juni 2024 sebagai bagian dari bakti sosial Hari Bhayangkara ke-78. Fasilitas ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di Masjid At-Tawwabu dan sekitarnya. Langkah ini menunjukkan komitmen Polri terhadap pelayanan sosial dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Dalam keseluruhan narasi ini, terlihat bahwa meskipun ada tantangan besar terkait pencemaran lingkungan dan masalah air bersih, berbagai inisiatif positif dari perusahaan, pemerintah, dan masyarakat lokal menunjukkan upaya kolektif untuk mengatasi isu-isu tersebut. Upaya tersebut mencakup tidak hanya pelestarian lingkungan tetapi juga peningkatan infrastruktur dasar yang krusial untuk kesejahteraan masyarakat. Keterlibatan semua pihak, dari sektor swasta hingga pemerintah dan masyarakat, sangat penting dalam menghadapi tantangan ini dan mewujudkan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan di Kutai Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun