Mohon tunggu...
Supratman
Supratman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kasus Megawati, Ujian Bagi Profesionalisme Kepolisian

26 Januari 2017   05:30 Diperbarui: 26 Januari 2017   06:07 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kekuasaannya ditangan partainya, dimana dia sendiri menjadi Ketua Umum, maka kekhawatiran publik bahwa hukum mudah ditundukkan atas kemauan penguasa cukup bisa diterima akal. Apalagi jika mencermati kasus demi kasus yang terjadi saat ini dan tengah diperiksa oleh kepolisian, rasanya publik punya alasan kuat untuk menilai demikian. Kasus Sylviana Murni misalnya. Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yang berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono seperti dicari cari dan dipaksakan pemeriksaannya

. Apalagi kemudian tersiar berita, bahwa kasus dana hibah untuk Kwartir Daerah Pramuka DKI Jakarta itu konon hanya dijadikan alat oleh kepolisian untuk memeriksa Sylviana hanya berdasarkan informasi dari media sosial. Sebelumnya, Suami Sylvia, Gde Sardjana suami Sylvi sempaty diperiksa Bareskrim Mabes Polri karena mentransfer uang kepada seorang aktifis yang tengah diperiksa dalam kasus pelanggaran UU ITE. Dalam dua kasus ini, Sylviana dan suaminya, serta pemeriksaan terhadap Habib Rizieq Shihab, publik sudah cukup alasan untuk mengatakan bahwa polisi sangat sigap memeriksa kasus yang melibatkan lawan lawan politik penguasa dan lamban serta abai dalam melanjutkan proses hukum tehadap kelompok sebaliknya.

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, serta Wakil Ketua DPR Fadli Zon bahkan ikut mendesak agar kepolisian mampu memperbaiki citra mereka yang tengah disorot. Melanjutkan proses hukum laporan Baharuzaman adalah sebuah tindakan kepolisian yang akan membuktikan kepada publik bahwa mereka bebas intervensi politik manapun.

Hidayat dan Fadli tentu tidak asal berbicara. Kredibilitas dan jabatan mereka dipertaruhkan untuk kalimat itu. Masyarakat juga tidak mau aparat kepolisian menjadi alat penguasa untuk memukul lawan lawan politiknya. Karena polisi bukanlah pengayom penguasa. Slogan dan Tekad Polisi sangat jelas dan tegas “Pengayom Masyarakat”.

Kredibilitas aparat kepolisian harus dikembalikan. Bangunan kepercayaan publik yang diakui sendiri oleh Kapolri Tito Karnavian saat ini tengah berada dititik rendah harus ditegakkan kembali. Caranya, Polisi harus adil dan netral. Karena Polisi bukan Pelindung Penguasa. Polisi adalah PENGAYOM MASYARAKAT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun