Mohon tunggu...
Ali Budiman
Ali Budiman Mohon Tunggu... -

Bekerja di Jasa Pembuatan Website Tangerang KreatifMarketer.com dan Owner GamisAlya.com Distributor Baju Muslim Anak Perempuan

Selanjutnya

Tutup

Money

Arti Loyalitas Menurut Karyawan dan Perusahaan

17 Juni 2014   16:48 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:23 10047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan pengertian istilah loyalitas antara karyawan dan perusahaan rasanya selalu menjadi topik yang diperdebatkan. Karena itu, tulisan ini mencoba kembali mencermati mengapa perdebatan tentang hal ini tidak pernah menemukan titik tengah.

Loyalitas berasal dari kata dasar “loyal” yang berarti setia atau patuh, loyalitas berarti mengikuti dengan patuh dan setia terhadap seseorang atau system/peraturan. Istilah loyalitas ini sering didefinisikan bahwa seseorang akan disebut loyal atau memiliki loyalitas yang tinggi jika mau mengikuti apa yang diperintahkan.

Perusahaan atau pengusaha mengartikan loyalitas adalah suatu kesetiaan karyawannya kepada perusahaannya. Dalam perkembangannya, arti kata loyalitas sering dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memanfaatkan karyawan semaksimal mungkin tanpa memperhatikan kebutuhan karyawannya.

Perusahaan atau pengusaha melakukannya karena meyakini bahwa karyawan tidak memiliki posisi tawar yang seimbang. Dalam hal ini, perusahaan atau pengusaha tadi menganggap hubungannya dengan karyawan tidak sebagai partner, tetapi sebagai majikan dan pegawai, yang memberi upah dan yang meminta upah. Sebuah paradigma yang masih tersisa dari era perbudakan.

Perusahaan pun akan dengan mudah memberi label “tidak loyal” kepada karyawannya jika karyawannya tersebut tidak mengikuti apa yang diperintahkan oleh perusahaan, misalnya tidak mau kerja lembur atau tidak mengikuti suatu kegiatan yang diminta oleh perusahaan meski pekerjaan/kegiatan tersebut diluar jam kerja.

Kadang, arti kata ”perusahaan”-pun sering diganti maknanya, dengan ”pengambil keputusan” perusahaan yang sejatinya adalah seorang karyawan di perusahaan tersebut. Karyawan yang kebetulan menjadi penentu kebijakan perusahaan ini seringkali memanfaatkan posisinya untuk kepentingan lain (baca:diri sendiri) sehingga banyaknya kepentingan dalam menentukan kata”loyal atau tidak loyal” sangat besar pengaruhnya. Dalam pengamatan saya, para pemangku kebijakan perusahaan ini adalah karyawan pada level manajerial, Supervisor/Manager di bagiannya, atau seorang HRD Manager misalnya.

Pada perkembangannya pengertian semakin bergeser menjadi “kepatuhan bawahan terhadap apapun yang diperintahkan atasan”. Dan ini seringkali menjebak bawahan untuk berubah menjadi seorang karyawan yang YES-man, Asal Boss Senang, dalam kata-kata yang lebih tegas bisa disebut penjilat. Akhirnya tercipatalah pengertian baru dari kata loyalitas, yaitu menjilat. Seorang akan disebut memiliki loyalitas yang tinggi jika bisa menyenangkan atasannya dengan cara menjilat, cari muka.

Sekarang, mari kita lihat apa pengertian loyalitas menurut karyawan.
Loyalitas menurut karyawan atau para professional adalah kesetiaan pada pekerjaan atau profesi. Sementara perusahaan hanya dipandang sebagai tempat bekerja, dan kewajiban karyawan hanyalah bekerja dan mengikuti peraturan yang berlaku di perusahaan tersebut, dan tentu saja harus mendapatkan hak-nya sesuai kesepakatan.

Jika ada kewajiban lain yang harus dilakukan dan diluar kesepakatan, maka harus ada kompensasi atau benefit tambahan, misalnya jika harus bekerja lembur maka harus mendapatkan upah tambahan. Dari sudut pandang ini, karyawan berharap mereka dianggap sebagai partner oleh perusahaan dan bersama dengan stake holder/pemilik kepentingan lainnya (customer, supplier, pemegang saham, lingkungan dan masyarakat sekitar) dianggap sama dan penting.

Karyawan hanya akan loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja jika menemukan kenyamanan dan rasa aman. Dia merasa nyaman dengan lingkungannya, dengan sikap atasan atau rekan kerjanya, merasa aman dengan masa depannya, karir dan pekerjaannya. Rasa nyaman ini dengan sendirinya akan menumbuhkan kedekatan, kebahagiaan dan rasa memiliki. Sementara bekerja dan memiliki pekerjaan adalah salah satu cara untuk mendapatkan rasa aman. Jika kedua hal tersebut ada, maka dengan sendirinya loyalitas karyawan akan meningkat.

Kedua pemahaman arti kata loyalitas tersebut tentu saja berbeda dan bersebrangan. Perusahaan, termasuk juga karyawan pengambil kebijakan perusahaan yang (merasa) mewakili perusahaan, memahami loyalitas adalah kepatuhan pada perusahaan (atasan, peraturan) tanpa syarat. Sementara karyawan memahami arti kata loyalitas sebagai kesetiaan terhadap profesi dan pekerjaan, bukan pada atasan atau perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun