Indonesia rasa Eropa. Ya, setidaknya sebagian masyarakat Bandug sore hari ini (19/4) bisa memegang butir-butir es yang turun akibat hujan, ada yang mirip salju, atau masih berbentuk seperti kelereng. Namun dibalik semua itu, lebih banyak pemberitaan yang mengundang rasa kaget dan iba.Â
Bagaimana tidak, meskipun tidak ada korban jiwa, Pemkot Bandung hingga saat ini telah mencatat 63 pohon tumbang yang menimpa 4 rumah dan 8 kendaraan, 2 reklame roboh. Tak bisa dianggap remeh, hujan es disertai angin kencang sama merusaknya dengan si jago merah, bahkan bisa lebih. Bedanya, kita bisa mencegah si jago merah agar tidak marah, namun siapa yang bisa mencegah hujan es agar tidak terjadi?
Hujan es bukanlah fenomena yang baru dan langka di Indonesia, namun terdapat beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Daerah daratan tinggi lebih berpotensi terjadi hujan es saat awan Cumulonimbus (CB) yang masif terbentuk, terlebih dengan tingkat kepadatan penduduk dan konsentrasi bangunan yang tinggi.Â
Mengapa demikian? Hal ini disebabkan urban heat,atau panas berlebih yang diakibatkan oleh aktivitas perkotaan padat, dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan CB. Kondisi topografi berupa dataran tinggi membuat jarak awan CB dengan daratan menjadi lebih dekat, sehingga es di dalam awan CB yang terdorong kuat kebawah oleh downdraft masih bertahan saat mencapai permukaan. Dan satu hal yang harus sangat diwaspadai, hujan es sangat sering menyebabkan angin kencang. Duet angin kencang dan butiran-butiran es maupun tetes hujan ini sangat berbahaya ketika mereka menghantam apa yang ada di depannya.
Perlu diingat bahwa hujan es terjadi dalam skala lokal, artinya terjadi dalam luasan beberapa kilometer dan kejadiannya relatif singkat. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari potensi merusak dari hujan es? Perhatikan tips berikut :
- Selalu cek laman depan website resmi BMKG di www.bmkg.go.id pada kolom peringatan dini. Hujan es juga berpotensi terjadi pada saat terdapat peringatan hujan lebat disertai petir
- Jika ingin lebih spesifik, lihat update sebaran awan CB melalui produk satelit BMKG di laman http://bmkg.go.id/satelit/, maupun produk radar BMKG di laman http://bmkg.go.id/cuaca/citra-radar.bmkg. Penjelasan penggunaan ada pada laman tersebut.
- Waspada pada daerah dataran tinggi dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi.
- Jika hujan mulai terjadi, hindarkan memarkir kendaraan didekat pohon-pohon besar, baliho, maupun bangungan mudah roboh.
- Hujan es maupun angin kencang bukanlah faktor utama penyebab kerusakan, namun pohon-pohon maupun baliho lah yang kerap menyebabkan kerusakan.
- Selalu perhatikan pohon-pohon disekitar kita, apabila terlalu berbahaya, sedapat mungkin dipangkas. Bangunan maupun baliho yang sudah mulai berbahaya hendaknya segera diperbaiki.
Mari bersikap arif terhadap alam, pada dasarnya semua kejadian yang terjadi di alam ini adalah rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa, sedangkan kerusakan yang diakibatkannya adalah sebuah peringatan dan pembelajaran. Agar bermanfaat, bagikan sedikit pengetahuan ini kepada orang-orang terdekat anda, agar semakin banyak masyarakat yang sigap akan bencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H