•HIS, Yogyakarta (1932)
•HIK, Yogyakarta (1935)
•AMS Bagian B, Jakarta (1938)
•Akademi Militer, Bandung (1942)
•Doktor HC dari Universitas Islam Sumatera Utara, Medan (Ilmu Ketatanegaraan, 1962)
•Universitas Padjadjaran, Bandung (Ilmu Politik, 1962)
•Universitas Andalas, Padang (Ilmu Negara 1962)
•Universitas Mindanao, Filipina (1971)
Karir
•Guru di Bengkulu (1938)
•Guru di Palembang (1939-1940)
•Pegawai Kotapraja Bandung (1943)
•Dan Divisi III TKR/TRI, Bandung (1945-1946)
•Dan Divisi I Siliwangi, Bandung (1946-1948)
•Wakil Panglima Besar/Kepala Staf Operasi MBAP, Yogyakarta (1948)
•Panglima Komando Jawa (1948-1949)
•KSAD (1949-1952 dan 1955-1962)
•Ketua Gabungan Kepala Staf (1955-1959)
•Menteri Keamanan Nasional/Menko Polkam (1959-1966)
•Wakil Panglima Besar Komando Tertinggi (1962-1963 dan 1965)
•Ketua MPRS (1966-1972)
Penghargaan
•Pada tahun 1997 dianugerahi pangkat Jendral Besar bintang lima
•Pada tahun 1958 dianugrahi penghargaan Bintang Sakti
•Pada tahun 1959 dianugrahi penghargaan Bintang Mahaputra Adipurna
•Pada tahun 1959 dianugrahi penghargaan Bintang Republik Indonesia Adipradana
•Pada tahun 2002 Jendral A.H. Nasution dianugrahi oleh pemerintah Indonesia menjadi Pahlawan Nasional Indonesia
Perjalanan Karir Militer Dari Awal Hingga Menjadi Jenderal Besar
1.Awal Karir Militer (1940 – 1945)
Pendidikan dan Lulus dari Militaire Academie:
A.H. Nasution memulai karir militernya dengan memasuki Sekolah Tinggi Militer di Bandung pada tahun 1940. Beliau lulus pada tahun 1942, pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.
Pelatihan dan Pengalaman Awal:
Selama masa pendudukan Jepang, Nasution mendapatkan pelatihan militer lebih lanjut dan mulai mengembangkan pemikirannya tentang strategi militer.
2.Masa Perang Kemerdekaan (1945 – 1949)
Bergabung dengan TKR:
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Nasution bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang kemudian menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).