~Penyembah Surga~
Oleh: Z. A. Ali
Terinpirasi dari: "Robohnya Surau Kami" Oleh A. A. Navis
Di bawah atap surau yang bisu, Ada tangan terkatup yang penuh peluh. Doa mengalun, zikir terhantur.
Ya Tuhan, "Limpahkan rezekiku, panjangkan umurku, masukkan aku ke surga-Mu." Semua itu diri ku, hanyalah keegoisanmu.
Ia lupa orang-orang, sekitar, hingga Sang Tuhan.
Semua tentang "tempat abadi" mu, tanpa kau risaukan tempatmu. Surga yang kau tunggu,
itu adalah sembahanmu.
Puisi ini Saya dapat melalui salah satu karya klasik Indonesia, "Robohnya Surau Kami" karya A. A. Navis. Mengangkat apa yang saya temu dari cerpen tersebut.
Dari judul puisi ini sendiri menjadi suatu metafora yang tepat akan apa yang dibawa di cerpen robohnya surau kami. Seorang penyembah Tuhan, yang terlalu sibuk akan sembahannya. Sehingga dia melupakan segalanya, Anak-anaknya, lingkungannya, bahkan Sang Tuhan itu sendiri. Akhirnya orang tersebut beribadah bukan untuk "Rabb-nya", tapi untuk disombongkan, pahala, dan surga.