beberapa minggu belakangan ini kita disuguhkan oleh beberapa tayangan televisi mengenai pendidikan,baik itu kasus kekerasan sampai juga tentang pelaksanaan hasil UN SMA dan SMP,mulai dari permasalahan kekurangan soal,tertukarnya soal dan praktek kecurangan yang terjadi selama pelaksanaan UN itu sendiri,bahkan UN bukan hanya menjadi momok bagi siswa saja tetapi orang tua,guru hinga kepala dinas pendidikan juga ikut-ikutan menjadikan UN sebagai predator pemangsa yang harus ditakuti dan bukan tidak mungkin ajang UN ini menjadi ajang praktek kecurangan yang terorganisir dalam dunia pendidikan untuk mencapai hasil yang memuaskan
Apa sebenarnya tujuan utama siswa sekolah menempuh ujian? untuk mendapatkan kelulusan? atau untuk mendapatkan nilai yang tinggi? sudah barang tentu dibelahan dunia manapun ketika seorang siswa menempuh ujian tiga hal tersebut menjadi tujuan utama mereka
Tetapi adakah hubungan antara nilai hasil UN berpengaruh terhadap mutu pendidikan kita,secara rasio jelas ada, ketika seorang mendapatkan hasil ujian yang bagus tentu diaakan dibilang berhasil,tetapi ketika seorang siswa mendapatkan nilai yang tidak bagus tentu dia akan dianggap gagal,tentu hal ini tidak bisa diterima begitu saja,karena pada hakikatnya pendidikan adalah norma,tempat penanaman nilai-nilai sosial, dan pendidikan juga adalah untuk menjadikan manusia yang seutuhnya atau dengan istilah lain pendidikan adalah “MEMANUSIAKAN MANUSIA”
Ketika nilai menjadi tujuan utama pendidikan,maka pendidikan sudah tidak ada artinya lagi,ilmu hanya menjadi barang mati dan ketika ilmu sudah menjadi barang mati maka bukan tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan nilai tersebut akan terjadi kecurangan-kecurangan yang akan dilakukan oleh siswa
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah ketika masih tetap mempertahankan UN :
1. Latar Belakang Siswa
Latar belakang siswa merupakan hal harus diperhatikan didalam dunia pendidikan,mulai dari latar belakang ekonomi,sosial dan budaya, sudah terpikirkan kah oleh pemerintah atau diabaikan oleh mereka bahwa latar belakang siswa adalah hal yang paling menunjang dalam proses pendidikan,sudah barang tentu latar belakang ekonomi,sosial dan budaya yang berbeda-beda juga akan menghasilkan out put pendidikan yang berbeda pula,haruskan persamaan hasil nilai yang ditetapkan oleh pemerintah terus dipertahankan ketika latar belakang siswa saja sudah berbeda
2. Peminatan Siswa
Kalau kita berbicara minat siswa tentu kita akan melihat bakat yang dimiliki dalam diri siswa tersebut,ada siswa yang hanya berminat pada seni saja,atau olah raga dan bahkan mungkin hanya matematika saja,adilkah kita menuntut dan memaksakan siswa lulus dengan angka dan mata pelajaran yang sama sedangkan minat siswa berbeda-beda
3. Cara Dan Waktu Belajar Siswa
Cara belajar adalah hal yang paling mempengaruhi hasil dari proses pendidikan,mungkinkah kita memaksa menyamakan hasil ujian ketika cara belajar siswa berbeda-beda,ada siswa yang mengerti dengan hanya satu kali penjelasan guru,ada yang sampai berkali-kali dan ada juga yang tidak mengerti sama sekali,sedangkan pembelajaran dibatasi dengan waktu dan tempat yang sama