Mohon tunggu...
Ali Arramitani
Ali Arramitani Mohon Tunggu... Mahasiswa - ala bisa karena biasa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM : 20107030076

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kisah Pemuda Dan Bisnis Kedai Kopinya Di Tengah Ancaman Resesi Ekonomi Akibat Pandemi

27 Juni 2021   12:55 Diperbarui: 27 Juni 2021   13:04 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi covid-19 masih saja menjadi lagu yang mengerikan bagi umat manusia. Resesi ekonomi adalah ancaman nyata akibat pandemi, mulai dari kelas ekonomi atas sampai menengah ke bawah. Selama masker masih menempel di wajah, bayang-bayang dan ketakutan atas masa depan yang labil adalah kenyataan menyakitkan saat ini. Sekolah, rumah sakit, pusat perbelanjaan, dan rumah ibadah menjadi saksi bisu kisah pahit.

Namun sebagai manusia, makhluk dengan karunia akalnya akan terus mencari jalan keluar atas musibah. Iman akan terus diasah sembari berusaha menjadi penyelamat untuk diri sendiri dan orang lain. Nyawa menjadi taruhan atas ketidak stabilan neraca keuangan, melupakan ancaman kesehatan agar bisa bekerja dan meneruskan hidup. Dan tidak sedikit juga yang memutar otak untuk bekerja tanpa mempertaruhkan ancaman kesehatan.

Seperti kisah pemuda asal kota Probolinggo, Fahmi (20), di usia yang tergolong muda memiliki tekad baja untuk membangun sumber penghasilannya sendiri. Biasanya pemuda seusianya akan lebih memilih untuk menyelesaikan pendidikan dan masih bergantung dengan materi yang dimiliki orang tua. Bahkan tidak sedikit yang memilih untuk menghabiskan masa mudanya dengan berfoya-foya tanpa kejelasan manfaatnya.

Kedai kopi bernama "Teras Omah" adalah bukti perjuangannya dalam membangun usaha kecil dari nol. Latar belakang keluarga yang terbilang berantakan menjadi titik terendah dalam hidupnya. Dari keadaan tersebut mental bajanya mulai terbentuk sedikit demi sedikit. Dengan modal awal yang tak lebih dari 1 juta rupiah bukanlah menjadi halangan pemuda ini untuk merintis kedai kopinya.

Mulai membuka kedai kopi pada tanggal 22 juli 2020 dengan modal yang terbilang minim. Kecintaannya pada biji kopi tidak terbentuk begitu saja, Fahmi baru menyukai biji-biji kopi 4 bulan setelah usahanya dibuka. Pada awalnya Fahmi memilih untuk menjual kopi sachet dan juga jamu-jamuan tradisional sembari mengumpulkan modal lagi agar dapat membeli fasilitas kedai yang lebih bagus.

dokpri
dokpri

Tepat 2 bulan setelah virus corona masuk ke Indonesia pada 2 maret 2020 membuat Fahmi tidak menaruh harapan terlalu tinggi pada usahanya.

"Perasaan saya saat itu resah dan sedikit terkejut atas kejadian ini, omset yang didapat ndak terlalu tinggi sih. Yang saya pikirkan saat itu wah mungkin kedepannya omset saya hanya sedikit cuman yang namanya mental pengusaha itu harus kuat dan saya terus berpikir positif." ungkapnya saat ditanya perihal perasaanya membuka usaha di kala pandemi.

Apa yang dilakukan Fahmi bisa dibilang cukup berani dan nekat, mengetahui modal yang terbilang kecil dan pandemi covid-19 yang jelas-jelas telah meluas. Tak berhenti sampai situ, Fahmi mengungkapkan kembali apa yang menjadi senjatanya dalam merajut usahanya meski tertatih-tatih dalam situasi pandemi.

"Saya sangat optimis seratus persen sangat optimis karena dari awal saya membangun usaha ini saya emang gak pernah ambil hasilnya sepeser pun di waktu itu demi untuk mengembangkan kedai saya. Saya lebih memilih untuk membeli perlengkapan seperti kursi, meja, dan mesin kopi." Terusnya saat ditanya perihal ke-optimisannya dalam merintis usaha.

Sampai pada saat ini pandemi covid-19 berjalan menuju usianya yang ke-2 tahun. Badai demi badai terus dilalui Fahmi bersama kedai kopi "Teras Omah"nya. Pasang surut pendapatan kedai kopi ini menjadi tantangan tersendiri bagi Fahmi. Usia muda serta pengalaman minimnya dalam mencari pundi-pundi rupiah sekali lagi bukan menjadi rintangan berarti baginya untuk terus berjuang membangun kedai kopi impiannya. Bahkan menurutnya setelah satu tahun menjalankan usahanya ini, pandemi merupakan berkah tersendiri untuk kedai kopinya.

"Alhamdulillah setelah sejauh ini pandemi jadi berkah, karena malah menaikkan omset kedai saya. Mahasiswa yang berkuliah online banyak yang mampir untuk mengerjakan tugas disini."

Biji kopi asli dan menu kopi gilingnya turut mengambil peran atas ramainya pengunjung di tempatnya. Dalam wawancara Fahmi mengungkapkan jenis biji kopi yang paling diminati sejauh ini.

"Kalau biji kopi sih Robusta Lampung sama Bali Kintamani paling oke. Robusta lampung paling cocok di lidah orang Probolinggo, kalau Bali Kintamani itu biji kopinya susah dicari dan sangat ikonik." Ungkapnya dengan sangat bahagia.

Sangat luar biasa dengan apa yang telah dilakukan Fahmi, bermodal budget minim yang hanya bisa untuk dikulak kopi sachet dan jamu tradisional dapat diputar total hingga mampu membeli mesin giling biji kopi, kursi, dan meja. Bahkan saat ini kedai kopinya sedang dalam tahap pembangunan seperti kedai-kedai kopi modern lainnya.

Namun hal-hal tersebut tidak datang begitu saja, konsistensi menjadi kunci atas apa yang dilakukan Fahmi sejauh ini. Bahkan demi memotivasi kaula muda agar lebih berani membuka usaha sendiri, ia memberikan tips-tips agar dapat terus bertahan dengan usaha yang sedang dijalani di masa pandemi ini.

"Cara saya agar bisa terus bertahan sih dengan melihat setiap kesempatan sebaik mungkin. Kalau pandemi gini kan serba online sekarang, akhirnya saya berinisiatif untuk menyediakan fasilitas wifi untuk pelanggan, khususnya mahasiswa yang kuliah online di tempat saya. Awalnya saya gak pakai wifi, tapi ternyata itu menjadi peluang buat saya." Jelasnya.

Masih belum berhenti, dengan semangat ia memberikan pesan-pesannya untuk para pengusaha kecil di masa pandemi.

"Pesan saya untuk kawan-kawan pengusaha kecil di saat pandemi ini. Pertama, berani ambil kesempatan berani ambil resiko. Terus tidak gengsi, gengsi itu tidak membuat kita kaya. Jadi untuk pengusaha kecil yang memulai usaha bener-bener dari nol tidak perlu takut, tidak perlu bimbang, tidak perlu resah. Cukup lakukan apa yang ada di depan mata tidak perlu gengsi, kita jalanin aja seterusnya hingga berkembang bagaimana pun caranya. Semangat untuk pengusaha-pengusaha kecil di masa pandemi ini." Pungkasnya dalam sesi wawancara, 24 juni 2021.

dokpri
dokpri

Fahmi dan kedai kopi "Teras Omah" adalah wujud nyata semangat muda dalam melawan ancaman resesi ekonomi di masa pandemi yang tak kunjung usai ini.

Beralamat di Jl. Gatot Subroto, gg. VII, no. 2, Mayangan, Kota Probolinggo. Tempat ini akan selalu hangat menyambut para pelanggan. Kisah dari seorang pemuda bernama Fahmi membuat kedai kopi ini memiliki kesan tersendiri di mata penikmat kopi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun