Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menggapai Mimpi

3 Januari 2023   16:00 Diperbarui: 3 Januari 2023   18:22 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat pukul 07.30 wib aku kembali mengerahkan seluruh tenaga dan pikiranku kembali ke ruang kelas. 2023, tahun ini merupakan tahun yang menjadi akhir pencapaianku belajar di kelas XII. "Ya, aku harus mempersiapkan diri menghadapi ujian akhir semester genap dan ujian persiapan untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Modal awal bagiku agar kelak dapat Menggapai mimpi." Ujarku di dalam ruangan kelas sambil memerhatikan sekeliling lingkungan sekolah yang masih terlihat sepi. "Siti, kok dari tadi kau memandangi ke arah hutan di bawah kaki bukit itu, apakah ada sesuatu yang kau lihat?" Sontak suara yang tak asing bagiku mencoba mendekati sambil membawa beberapa lembar kertas.

"Ah, kau Suci kok cepat juga sampai ke sekolah. Biasanya, kau kan sering datang telat sepuluh menit setelah bel dibunyikan." Sambil tertawa dan seakan meledek, Siti pun menanyakan lembaran kertas yang dibawa oleh Suci. "Apa yang kau bawa itu Suci, sepertinya kau sedang mempersiapkan berkas-berkas untuk melamar atau dilamar ya. Atau, jangan-jangan kau sedang mempersiapkan diri untuk berangkat ke luar negeri menjadi TKW ya." Tanya Siti kepada Suci teman sekolah berbeda jurusan yang mengagetkannya tadi. "Hus, kau ya Siti berani-beraninya ngomong aku dilamar dan menjadi TKW ke luar negeri. Memangnya di negara sendiri aku tidak bisa berbuat sesuatu dengan karya dan kerja keras. Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri. Meskipun saat ini sulit untuk mencari pekerjaan di negeri kita, tetapi aku tetap optimis untuk terus berkarya. Kita jangan pernah putus asa dan juga berpangku tangan. Berkas yang kubawa ini merupakan satu syarat mendapatkan beasiswa bidik misi saat melanjutkan perguruan tinggi. Aku ingin ke depannya nanti harapan untuk sukses tidak hanya sekadar mimpi." 

"Kau hebat Suci, kemauanmu untuk mengubah masa depan patut kuacungkan jempol. Jarang sekali kulihat orang seperti dirimu, gigih dan tidak mengenal putus asa. Aku juga ingin sukses ke depannya. Sepuluh tahun ke depan kita tidak dapat berdiam diri saja tanpa diimbangi dengan pendidikan. Semua serba teknologi, bahkan  tanpa pendidikan kita akan tertinggal dengan kecanggihan teknologi. Aku rencananya juga akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sesuai kemampuan dan pengetahuan yang kumiliki, aku ingin memilih jurusan manajemen. Aku ingin menjadi usahawan, setidaknya aku dapat mandiri sehingga kelak membuka lapangan pekerjaan nantinya untuk orang lain." Ungkap Siti kepada Suci yang sejak tadi mendengarkan dengan penuh keseriusan. Bel pun mulai berbunyi pertanda jam pelajaran segera dimulai.

Seluruh siswa kelas XII IPA-1, mulai duduk dengan tertib sambil diawali dengan berdoa pembelajaran segera dimulai. "Anak-anak  yang sangat bapak banggakan. Beberapa bulan ke depan kalian akan menghadapi ujian akhir semester genap, dan kalian akan segera menamatkan pendidikan jenjang SMA. Tentunya kalian sudah harus mempersiapkan segala sesuatunya demi masa depan. Jangan pernah berhenti di jenjang SMA ini saja, gapailah dan wujudkan mimpimu dengan terus belajar di jenjang perguruan tinggi. Belajar dan bekerja itu juga sebagai penyemangat diri agar nantinya kalian menghargai proses meraih sukses. Jangan pernah merasa takut tidak mampu melanjutkan pendidikan tinggi karena ketiadaan materi. Jika kita yakin dan mau berusaha, insyaallah segala rintangan maupun hambatan akan dengan mudah dilalui. Intinya, jangan pernah berdiam diri dalam mewujudkan mimpimu." Itulah pengantar belajar dari sosok guru yang menginspirasi kami untuk senantiasa semangat dan terus berjuang  meraih cita-cita.

"Aku sangat senang dengan motivasi yang diberikan Pak Arfan tadi. Beliau terus mengingatkan kepada kita agar selalu mempersiapkan diri untuk meraih sukses di masa depan. Yah, Pak Arfan tidak jauh berbeda dengan Bu Erna yang juga wali kelas kita. Beliau pun tidak bosan-bosannya mengingatkan agar kita dapat sukses seperti harapan mereka." Pungkas Salsa mengomentari arahan dari Pak Arfan. "Oh ya teman-teman, bagiku apa yang telah dijelaskan oleh Pak Arfan sangat menggugah perasaan dan pikiranku untuk terus menimba ilmu pengetahuan yang hanya tersisa beberapa bulan lagi di bangku SMA. Aku tidak ingin suatu waktu akan merasakan penyesalan yang tentunya merugikan diri sendiri. Sudah banyak contoh orang-orang di luar sana karena ketidakpedulian mereka untuk melanjutkan pendidikan tinggi,, akhirnya merasakan kekecewaan. Aku tidak ingin ibarat kata pepatah 'Nasi sudah menjadi bubur', sia-sia saja yang kita lakukan apabila tidak sesuai ekspetasinya. Apalagi aku bercita-cita dan bermimpi untuk menjadi seorang insinyur. Tentu saja mimpiku ini harus kuwujudkan. Aku ingin kedua orangtua bangga akan pencapaianku nantinya. Kita harus selalu berterima kasih kepada seluruh guru yang bersusah payah, mendidik dan mengingatkan kita agar selalu berusaha maksimal dalam menggapai mimpi-mimpi. Jangan pernah berhenti bermimpi meskipun terkadang mimpi itu hanya bunga tidur." Azis, turut memberikan komentar.

Hari berganti minggu, hingga minggu berganti bulan. Bulan April yang menjadi penantian seluruh siswa kelas XII pun tiba, sebagian besar siswa kelas XII mengikuti ujian akhir semester genap dengan antusias. Mereka dengan penuh keyakinan menjawab seluruh soal yang diujikan tanpa ada beban sedikit pun. "Siti, menurutmu apakah soal yang diujikan kepada kita tadi terlihat mudah atau sulit?" Tanya Suci kepada Siti yang tampak tersenyum setelah selesai menjawab soal ujian semester genap. "Menurutku sih, soal ujian yang diujikan di semester genap ini sangat variatif ya tingkat kesulitannya. Semua tergantung kesiapan kita belajar. Bagiku sendiri sesuatu yang wajar, jika setiap pertanyaan yang terdapat di dalam soal ujian membutuhkan tingkat penguasaan nalar kita untuk menjawabnya. Semoga usaha dan kerja keras yang kita lakukan saat menyimak materi yang diajarkan guru-guru membuahkan hasil yang terbaik, aamiin." Siti pun bergegas meninggalkan teman-temannya setelah bel ujian usai.

Ujian pun telah usai, seluruh siswa kelas XII telah meraih hasil sesuai dengan usaha dan kerja keras saat mereka belajar. Saat mereka menentukan harapan dan mimpinya di jenjang perguruan tinggi, ada yang melanjutkan ke pendidikan profesi, keahlian, bahkan ada juga yang hanya sekadar menamatkan di jenjang SMA saja. Alasan mereka hanya untuk mendapatkan ijazah saja. Semuanya tergantung dari kemauan dan semangat mereka untuk Menggapai mimpi dan masa depan lebih baik. Lima tahun pun telah berlalu sejak Siti, Suci, Azis, Salsa berkutat dengan lembaran aktivitas pendidikan tinggi yang telah mereka selesaikan. Siti sudah bergelar sarjana ekonomi, Suci mendapatkan gelar sarjana kesehatan, Aziz telah meraih gelar sarjana teknik, dan Salsa pun telah menyelesaikan kuliahnya dan meraih gelar sarjana kedokteran. Mereka merupakan siswa yang memiliki mimpi dan telah berusaha menggapainya. Dengan keyakinan, kerja keras, dan berusaha untuk tidak putus asa dalam menggapai mimpinya membuat kehidupan dan masa depan mereka dapat terasa lebih bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun