Peluh jatuh di kening dan sekujur tubuhnya
Tak menghentikan dirinya mencari nafkah
Demi keluarga yang menanti di rumah
Guratan garis di wajah tersorot terik matahari
Memberikan bukti perempuan yang tangguh
Tak pernah berputus asa meskipun lelah mendera
Bekerja dari fajar menyingsing hingga senja tiba
Tak mengeluh sedikit pun ketika hidup melarat
Di tangan-tangan perkasa perempuan
Seakan keresahan berubah menjadi senyuman
Tak henti mengais harapan sekadar bayang
Tak pernah bertopang dagu hanya menunggu
Tak ingin berdiam mengharap belas kasihan
Rasa malu tertanam di jiwa jika hanya meminta
Keraguan terkikis saat kehidupan mengingatkan
Pertarungan dan perjuangan tetap dipertaruhkan
Perempuan perkasa di pundak dan tanganmu
Tersimpan perih dan luka yang membekas
Begitu kuat dan berat kehidupan telah dilalui
Terbayang sentuhan kerja keras yang tak terbatas
Membesarkan generasi kelak pergi tak kembali
Menahan kerinduan di setiap jejak langkah kaki
Pada hari tua yang hanya berteman kesunyian
Di ujung jalan yang masih memberikan harapan
17 Mei 2021
(Ali Kusas)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI