Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tolak Talak

6 Mei 2021   08:06 Diperbarui: 6 Mei 2021   08:10 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sukapeguamayarielogspot.com

Cinta yang terbina retak tersembunyi

Pada sudut mata dan lisan yang hendak terucap

Menanti keputusan tanpa saling bicara

Menahan gores luka tertitipkan di jiwa

Pahit terasa saat duri tertusuk di relung hati

Tertahan di sudut janji yang sekadar permainan

Sirna sesaat perbedaan terkuak perlahan

Suara tangis pilu seakan tak mampu menghadang

Bocah kecil yang butuh perhatian 

Ayah dan ibu tak perlu tampilkan keegoisan

Di antara derita hidup yang harus terpikul

Di atas pundak yang terasa masih lemah

Beban amarah yang terus menjalar dan berkobar

Di dalam keceriaan yang harus tertelan kepahitan

Jika waktu penuh kecemasan tanpa bahagia

Tak pedihkah hati kalian, kami terima cemoohan

Tak risaukah perasaan kalian, kami terdiam pilu

Tolak talak yang hanya menyebabkan perceraian

Musnahkan keegoisan yang mengikat kebencian

Tak perlu garis keturunan harus dikorbankan

Hanya tak sanggup atasi problema kehidupan

Tak lepas berbagai arah munculnya percekcokan

Melupakan bila janji terpasung di bingkai patah

Menghempas sepi yang terjerat rasa kecewa 

Tiada senyum terpancar pada wajah yang berbeda

Tolak talak yang menyisakan kehancuran

Di senyum manis bocah membutuhkan belaian

yang semestinya menikmati kasih dan sayang

06 Mei 2021

(Ali Kusas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun