Cinta yang terbina retak tersembunyi
Pada sudut mata dan lisan yang hendak terucap
Menanti keputusan tanpa saling bicara
Menahan gores luka tertitipkan di jiwa
Pahit terasa saat duri tertusuk di relung hati
Tertahan di sudut janji yang sekadar permainan
Sirna sesaat perbedaan terkuak perlahan
Suara tangis pilu seakan tak mampu menghadang
Bocah kecil yang butuh perhatianÂ
Ayah dan ibu tak perlu tampilkan keegoisan
Di antara derita hidup yang harus terpikul
Di atas pundak yang terasa masih lemah
Beban amarah yang terus menjalar dan berkobar
Di dalam keceriaan yang harus tertelan kepahitan
Jika waktu penuh kecemasan tanpa bahagia
Tak pedihkah hati kalian, kami terima cemoohan
Tak risaukah perasaan kalian, kami terdiam pilu
Tolak talak yang hanya menyebabkan perceraian
Musnahkan keegoisan yang mengikat kebencian
Tak perlu garis keturunan harus dikorbankan
Hanya tak sanggup atasi problema kehidupan
Tak lepas berbagai arah munculnya percekcokan
Melupakan bila janji terpasung di bingkai patah
Menghempas sepi yang terjerat rasa kecewaÂ
Tiada senyum terpancar pada wajah yang berbeda
Tolak talak yang menyisakan kehancuran
Di senyum manis bocah membutuhkan belaian
yang semestinya menikmati kasih dan sayang
06 Mei 2021
(Ali Kusas)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H