Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cahaya Ramadan di Malam Nuzul Quran

28 April 2021   11:24 Diperbarui: 28 April 2021   12:45 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalam.SindoNews.com

Langit tampak terang dengan sinar rembulan di sisi pantulan cahayanya 

Ramadan yang syahdu memberi waktu akan mulia dan agungnya Kalam Illahi

Ramadan bulan diturunkan Alquran nan suci

Bukti mukjizat suci petunjuk hidup manusia di permukaan bumi

Tiada keraguan di dalamnya akan kebesaran dan Maha Kuasa Sang Pemilik alam semesta

Di titik kegersangan hati menggapai ampunan pada Ramadan penuh keberkahan

Gema kalam Illahi membias di atas cakrawala terdengar mengalun syahdu menyejukkan kalbu

Tertunduk bertafakur sesaat mengingat kekhilafan yang telah berlalu

Tetesan air mata seakan  menjadi pengganti begitu lemah dan hinanya diri

Tatkala kitab suci dilantunkan di seluruh penjuru bumi

Kegundahan hati seakan terobati

Nuzul Quran pada bulan Ramadan telah memberikan hikmah 

untuk tetap hidup pada petunjuk menuju ridha-Nya

Tiada terbujuk rayu nafsu pada arah bergelimpangan dosa

Hanya petunjuk Illahi yang menjadi harapan

Alquran yang menjadi pedoman berisikan berbagai kisah perjuangan para nabi terdahulu, 

Menegakkan tauhid kebenaran pada keingkaran manusia yang tak yakin Kuasa Allah

Memberikan kabar gembira akan janji Allah pada sisi ketaatan hamba yang takwa

Menurunkan azab yang pedih pada mereka yang ingkar akan risalah Rasul-Nya

Hingga menjadi pembeda antara yang hak dan batil di sisi kehidupan manusia

Alquran terus menjadi inspirasi pada langkah diri di saat Ramadan hendak menjauh dan pergi

28 April 2021

(Ali Kusas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun