Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jarum-Jeram-Jirat

17 April 2021   07:46 Diperbarui: 17 April 2021   07:48 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pingtree.com

Tertusuk jarum yang tajam ujung jemari ini

Seakan risau hati apa yang kelak akan terjadi

Terlintas dalam mimpi pria misteri menghampiri

Memberi kabar nasib diri yang harus bersabar

Kecewa sesaat setelah pesan tak lagi tersiar

Sahabat lama pergi tak kunjung kembali

Merenda hari seperti terancam titik kematian

Di lembah kegelapan yang jerat jiwa dalam resah

Berputar langkah tiada tersentuh senyum bahagia

Di arah berbeda melintas bayang jeram curam

Berkelok-kelok tajam seperti ujung jarum

Melambat tenang lalu bergerak melawan arus

Pada ketidakpastian yang dititipkan angan-angan

Lepas kendali setelah berikan sebuah pesan

Tanpa menyakiti perasaan yang terus gelisah

Saat diri tak lagi membuka mata di lintas jeram

Jarum terbawa arus yang terus bergerak cepat

Menuju jirat yang menjadi kenangan memilukan

Jirat terpasang menandakan nama yang hilang

Ketika jarum terhempas jatuh terbawa arus jeram

Melambaikan tangan jika wajah terbias ketakutan

Pada ajal yang membisikkan napas berakhir

Tangis seakan mengiringi kepergiannya 

Beriring mengusung tubuh yang berselimut putih

Hendak ungkapkan penyesalan untuk berpamitan

Di jirat terletak rangkaian kuntum melati 

Sebagai maaf diri tak ingin kepiluan akan tragedi

17 April 2021

(Ali Kusas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun