Entah apa yang akan tertulis di atas lembaran ini
Serempak kata mengalir tanpa dipaksa
Imajinasi yang menyelinap ingin diungkapkan
Pada ujung pena saat diam di keheningan malam
Bersentuhan hati, mata, telinga dalam satu rasa
Selam waktu yang terus berganti hendak bertanya
Mengapa detik semakin cepat berlalu ketika lupa
Menjelma di bayang hitam yang bersandar
Meliuk gerah di tengah hampa diri bercerita
Menembus angan seperti saling berlawanan
Imajinasi seakan hadir diam tak bergerak
Mengharap tertulis pada lembaran terkoyak
Melepas ikatan batin penyair yang terpasung
Menepi dari hempasan gelombang emosi
Sadar perasaan tak dapat searah dengan logika
Hanya bermain dalam ruang ilusi terpendam
Seolah kata tertuang pada kekuatan pikiranÂ
Tak perlu cemoohan serta pujian berlebihan
Penyair terus berceloteh di goresan karya
Seumpama hitam garis pun tetap melangkah
Sang Penyair tak pernah merasa ragu
Merajut makna mutiara di setiap kata ditorehkan
Lepas dalam kesempurnaan emosi tersembunyi
Mengakar sentuhan gerak rindu menyatu lelah
Pada napas yang hanya terasa semakin terbatas
Di penutup usia yang tak lagi dianggap berkelas
Karya yang menjadi bukti begitu indahnya kataÂ
Tersusun pada bait dan larik yang menarik
Tersimpan dalam kenangan generasi penyair
Seribu tahun di lembaran torehan imajinasi
21 Maret 2021
(Ali Kusas)