Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Siram Miras (Pantaskah 1)

27 Februari 2021   21:49 Diperbarui: 27 Februari 2021   21:54 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar: Tribunnews.com)

Pantaskah ketika bencana diturunkan,

mereka tak lagi ingat akan kemurkaan Tuhan?

Pantaskah mereka yang duduk dalam kekuasaan,

tersenyum di balik undang-undang kebijakan

tanpa memikirkan generasi masa depan kelak

hancur secara perlahan di sentuhan miras?

Di mana kekuatan nilai-nilai moral digaungkan?

Di mana pemuka arah kebenaran difungsikan?

Mengapa harus bungkam ketika negeri ini tak lagi

berdiri pada jalur kebenaran hakiki?

Apakah sudah mati kekuatan hati nurani?

Apakah sudah sirna iman yang tersimpan di dada?

Ingin menjerit dan berteriak melihat negeri yang

seakan terkunci, terpasung dalam lembar kelam

Tak tersamarkan yang haram mulai dihalalkan

Seperti tertipu pada lisan yang bersilat lidah

Seperti tertumpah miras yang dianggap biasa

Yang akan hancurkan moral anak bangsa

Jangan menganggap diri tak akan jatuh dan mati

Bagaikan bangkai yang membusuk tiada arti

Siram miras melingkar pada kriminalitas

Pergaulan hidup rusak menjadi bebas

Masa depan generasi hancur dan kandas

Keluarga pun tak terarah, kasar juga culas

Kehidupan menjadi keras tanpa batas

Tiada senyuman bagi mereka yang masih waras

Menggenggam nurani terpuji penuh was-was

Meskipun kelak terbujur kaku hingga tewas

Menahan gejolak kebenaran yang terampas

27 Februari 2021

(Ali Kusas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun