Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jengkel Bau Jengkol

18 Februari 2021   08:29 Diperbarui: 18 Februari 2021   08:39 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar: Liputan6.com)

Aku merasa dongkol

Ketika engkau makan jengkol

Tertawa ceria sambil mengobrol

Aku seakan jengkel

Jengkol engkau tempel

Di ujung baju mantel

Jengkel bau jengkol

Di toilet yang tak disiram air karbol

Seakan diri menghirup air beralkohol

Mungkin engkau menikmati jengkol

Seperti makan dodol

Lezat, gurih, dan rasanya diacungkan jempol

Tetapi aku seakan tolol

Melihat engkau makan jengkol

Hidupku serasa di dalam sebuah botol

Jengkol yang membuatku jengkel

Begitu lahap engkau makan duduk di atas rel

Dengan mengunyah berkawat behel

Silakan engkau makan jengkol

Berdiam tanpa engkau mengobrol

Sebelum kulitmu ku cubit hingga bentol

Jengkol yang engkau kunyah akan tersenggol

Saat berdiri mulut berodol

Tanpa malu tersenyum di jembatan ambrol

18 Februari 2021

(Ali Kusas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun