Lampu jalanan menerangi lorong kegelapan
Bocah kecil dalam dekapan lusuhnya kehangatan
Menelan tegukan air yang masuk kerongkongan
Dari genggaman jemari ibu menahan kelaparan
Duduk bersandar pada tembok kegelisahan
Gelap malam tak lagi menjadi penghalangÂ
Meratap sepi di antara emperan yang kotorÂ
Tiada peduli meskipun sekadar sesuap nasi
Seakan hidup hanya bersahabat pada mimpi
Kulit merekah gatal, tubuh pun menjadi kumal
Tertidur pulas di atas trotoar yang mengaspal
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!