Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rintihan Menyayat di Simpang Lorong Alkalali

13 Oktober 2020   17:24 Diperbarui: 13 Oktober 2020   17:45 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan beserta bayi yang di dalam kandungannya tertabrak sepeda motor yang melintas, korban tidak dapat diselamatkan dan meninggal dunia. Sedangkan pengguna sepeda motor itu yang dijadikan sebagai tersangka tabrak lari, hingga saat ini tidak dapat ditemukan identitasnya. 

Saat itu kejadiannya setelah azan Magrib dikumandangkan. Wajar jika setiap azan dikumandangkan di saat Magrib, dilarang untuk berkeliaran di luar rumah." Ibu Rifar menceritakan sepenggal misteri rintihan yang terdengar di saat melintasi lorong Alkalali. Mengapa Rifar dan Adit saja yang sejak beberapa hari ini mendengar suara rintihan tersebut?

Hari ini Rifar mengajak Adit duduk di sebuah kolam ikan milik Pak Arief, petugas kebersihan mesjid yang menurut cerita beliau yang mengangkat perempuan korban kecelakaan di simpang lorong Alkalali. Mereka berdua ingin mengetahui secara langsung dari mulut Pak Arief, korban yang tewas secara mengenaskan tersebut. 

Lalu muncul sosok laki-laki berusia 40 tahun menghampiri Rifar dan Adit. Beliaulah Pak Arief, petugas kebersihan masjid yang ditunggu oleh Rifar dan Adit. 

Perlahan Pak Arief menceritakan kisah yang sangat memilukan, kepada Rifar dan Adit tentang perempuan yang tewas secara mengenaskan akibat tertabrak sepeda motor. 

Dengan penuh perhatian, Rifar dan Adit berusaha menyimak keterangan cerita yang disampaikan Pak Arief tentang suara rintihan di simpang lorong Alkalali.

"Itulah yang dapat Pak Arief ceritakan kepada Rifar dan Adit, sehingga kalian berdua mendengar suara rintihan di simpang lorong Alkalali tepatnya di depan pohon Asam. Sangat menyedihkan, hingga saat ini pelaku tabrak lari itu belum ditemukan dan suara rintihan itu, akan terus mengganggu siapa saja yang melintasi lorong Alkalali." Ungkap Pak Arief kepada Rifar dan Adit. 

"Tetapi Pak, apakah perempuan itu tidak mempunyai keluarga di sekitar kampung kita ini?" Tanya Rifar kepada Pak Arief. 

"Keluarga perempuan itu sudah lama meninggal dunia ketika terjadi banjir bandang seminggu setelah perempuan itu dikebumikan." Menjawab pertanyaan Rifar berkenaan dengan keluarga dari perempuan, korban tabrak lari di simpang lorong Alkalali.

Setelah seharian kebersamaan Rifar dan Adit berbincang dengan Pak Arief, kedua anak tersebut memberanikan diri setelah salat Magrib akan kembali mendengar rintihan suara dan melihat suasana di simpang lorong Alkalali. 

Dengan perasaan yang sedikit takut, Rifar dan Adit memantau situasi seperti dua orang detektif kecil ke arah pohon asam di simpang lorong Alkalali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun