Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rintihan Menyayat di Simpang Lorong Alkalali

13 Oktober 2020   17:24 Diperbarui: 13 Oktober 2020   17:45 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Azan Magrib telah dikumandangkan menandakan waktu melaksanakan salat Magrib pun tiba. Suasana terlihat sepi, anak-anak yang bermain di luar segera menuju ke masjid dan sebagian pulang ke rumah masing-masing untuk menunaikan salat Magrib. 

Orang tua yang berada di sekitar area masjid terus mengingatkan anak-anak yang yang masih berada di luar pekarangan agar masuk sehingga tidak ada satu pun yang berkeliaran. 

Di luar masjid, terlihat dua orang anak laki-laki bernama Rifar dan Adit sedang bergegas untuk segera menuju tempat wudhu dan menunaikan salat fardhu Magrib. 

Rifar dan Adit yang masih berusia 7 tahun, merupakan dua orang anak yang setiap harinya melaksanakan salat Magrib di masjid dan selalu melintasi lorong tepat di depan masjid.

Lorong Alkalali yang menjadi misteri bagi kedua anak tersebut sering terdengar suara rintihan ketika melintasinya, sehingga keduanya beberapa hari ini selalu datang terlambat saat menuju ke masjid.

Setelah selesai shalat Magrib, Rifar dan Adit pulang ke rumah masing-masing dan kembali melintasi lorong Alkalali. Dengan langkah tergesa-gesa, Rifar dan Adit melirik ke kiri dan ke kanan mencoba mencari suara rintihan yang selalu mengganggu keduanya. 

"Rifar, coba dengar suara rintihan itu berasal dari pohon Asam di sudut persimpang lorong Alkalali," sambil menunjuk asal suara rintihan. 

"Ya aku juga mendengarnya Adit, suara rintihan itu membuatku merinding," jawab Rifar kepada temannya Adit. Keduanya pun berusaha berlalu untuk menuju rumahnya masing-masing.

Sesampainya di rumah, Rifar menceritakan kejadian yang dialaminya bersama Adit kepada ibunya. "Bu sudah beberapa hari ini, Rifar dan Adit selalu mendengar suara rintihan di persimpangan lorong Alkalali yang terdapat pohon Asam itu," ungkap Rifar. 

Lalu Ibunya pun menceritakan sekilas kejadian yang pernah terjadi tepat di depan pohon Asam beberapa tahun silam. " Waktu itu, kamu masih berusia 9 bulan Adit. 

Kejadiannya sangat tragis, seorang perempuan yang sedang mengandung mengalami kecelakaan di persimpangan lorong Alkalali, dan tewas mengenaskan di tempat kejadian sebelum mendapat pertolongan medis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun