Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Banding Dibanting, Bandang Dibendung

11 Oktober 2020   16:40 Diperbarui: 11 Oktober 2020   16:47 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banding keputusan berharap hukum keadilan

Berpihak pada mereka yang tak paham peradilan

Dibanting palu putusan hukuman dijatuhkan

Tanpa melihat kesalahan yang telah dilakukan

Meratap keadaan pengadilan yang hilang aturan

Terbungkus pasal pada undang-undang peralihan

Jatuhkan keadilan tanpa putusan yang dititipkan

Lembaran tulisan yang hendak dipertaruhkan

Banding diberikan sebagai bentuk perlawanan

Ketika dibanting palu yang telah dihentakkan

Menanti hukuman di dalam ruang tahanan

Tak seindah kehidupan suram terbayangkan

Melepas keras suasana hati penuh kegundahan

Menepis gurauan sebatas jarak terbisukan

Bandang mengalir pada kecepatan terjangan arus

Menghempas setiap batang-batang kokoh pohon 

Tak dapat dibendung seluruh limpahan deras air

Menggerakkan kekuatan alam tak terhentikan

Disentuhan gemuruh yang terus merengkuh sepi

Tatapan seakan lelah dalam satu pengharapan 

Rasa takut membias di dinding kening insan

Banding dibanting, Bandang dibendung

Seakan dua arah perbedaan sulit dipertahankan

Melawan kehendak bagi pemilik kekuasaan

Tertunduk ragu pada kedudukan terkucilkan

Tertunduk sedih diguratan penuh ketakutan

Tertahan dalam diam untuk tetap menyelamatkan

Keteguhan hati yang tak ingin dihancurkan

11 Oktober 2020

(Ali Kusas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun