Tergerak mata ini melihat semangatmu di podium
Seakan memberi waktu untuk diri berbicara gagah
Meramu undang-undang yang tak searah
Walaupun atas nama rakyat bekerja dengan siasat
Tak sedikit masih tersimpan topeng berhati jahat
Membisikkan di luar nalar yang tak sadar
Sadarkah, jika duduk di kursi tiada gelap diri
Ingatkah, setiap janji politik tak takut diusikÂ
Malukah, ucapan terlintas pedas saat hilang tegas
Lupakah, bila sidang tertunda rakyat ikut kecewa
Mampukah, perjuangkan harapan rakyat lapar
Siapkah, ketika rakyat bersedih waktumu terhenti
Kisruh politik para elite...
Meradang, menghadang saat rakyat tak lagi dihati
Melawan, menawan segala putusan tak pasti
Mendobrak, mendongkrak suara tak berarti
Mencabut, menyikut setiap pilihan silih berganti
Menunggu, memburu kekuasaan lupa harga diri
Kisruh politik para elite...
Tutuplah mata dan hatimu dari iri dan dengki
Ingatlah rakyatmu yang terbungkam seakan mati
Berjuanglah tanpa batas melalui hati nurani
Buanglah semua atributmu, satu asa bumi pertiwi
Tataplah senyum rakyatmu, penuhi semua janjiÂ
Kisruh politik para elite...
Usai sudah janji yang sekadar menimbun luka
Tak perlu bermanis rupa bila berujung pada harta
Tiada resah, saat rakyat tak lagi ingin menyapa
(Ali Kusas)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H