Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Seribu Alasan Dokter dan Pasien

27 Juni 2020   14:18 Diperbarui: 5 Juli 2020   08:03 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di satu ruang praktik di rumah sakit umum, seorang dokter mencoba menanyakan kepada beberapa pasien yang telah melakukan perjalanan ke luar daerah zona merah untuk melakukan pengecekan rapid test. Terlihat pasien pertama, kedua, ketiga, dan keempat merasa sedikit gelisah, karena mereka khawatir jika nantinya dianggap pasien positif korona.

Dokter memanggil pasien pertama dan mengajukan beberapa pertanyaan.

Dokter: " Apakah Bapak melakukan perjalanan ke daerah zona merah, pada tiga hari yang lalu?", (bertanya dengan sedikit mengerutkan dahi).

Pasien 1:" Benar dokter, saya ke daerah zona merah karena ada kepentingan yang mendesak." (jawab pasien 1)

Dokter:" Apakah Bapak ada melakukan kontak atau komunikasi dengan beberapa orang di daerah zona tersebut?" ( bertanya dengan memegang sebuah pena)

Pasien 1:" Benar dokter, tetapi saya tetap jaga jarak dan juga menggunakan masker saat melakukan komunikasi dengan beberapa orang yang saya jumpai." ( berusaha untuk membela diri)

Dokter:" Bapak tahu, wabah korona ini sangat mudah penularannya sehingga setiap orang yang telah memasuki zona merah harus mengikuti pemeriksaan kesehatan dan juga di karantina sementara waktu." ( berusaha mengingatkan) 

Pasien 1:" Tapi dokter, bagaimana dengan keluarga saya, anak dan isteri saya harus diberi nafkah, saya tulang punggung keluarga, bantuan dari pemerintah pun tak kami terima, entar keluarga saya mau makan apa?" (memelas)

Dokter:" Yah, bagaimana juga Pak semuanya ini kami lakukan untuk kebaikan Bapak dan keluarga, juga memperkecil mata rantai penyebaran virus korona saat ini." (menjelaskan)

Pasien 1: " Saya juga mengerti Pak dokter akan penyebaran virus korona yang semakin meningkat di beberapa negara saat ini. Saya juga tetap mengikuti protokol kesehatan, jaga jarak,, menggunakan masker, dan selalu mencuci tangan."(menjelaskan secara detil alasan yang membuat Si Dokter mengerutkan dahinya)

(Sembari melakukan rapid tes dan PCR, pasien 2, pasien 3, dan pasien 4 berbincang sejenak dengan tetap menjaga jarak)

Pasien 2:" Sepertinya, pertanyaan yang diajukan dokter itu terlalu banyak, padahal kita datang kemari hanya untuk memeriksakan diri setelah melakukan perjalanan ke zona merah."                      ( memandang kepada pasien 3)

Pasien 3:" Makanya, saya khawatir jika setelah dilakukan rapid tes dan diketahui hasilnya positif, alamat di karantina pula nanti." ( agak sedikit cemas)

Pasien 4:" Apalagi dengan saya, kalau hasil rapid tes yang disampaikan dokter itu positif, bakal dibully nanti saya beserta keluarga." ( merasa lebih cemas lagi)

( Lalu dokter memanggil pasien 2, 3, dan 4 secara bergilir dengan beberapa pertanyaan, hingga keempat pasien tersebut selesai diperiksa dan menunjukkan wajah kecemasan yang berlebihan)

Dokter:" Bapak dan Ibu, setelah memeriksakan diri dari hasil rapid tes yang kami lakukan, beserta jawaban dan alasan yang telah diberikan, maka kami berharap karantina mandiri tetap terus dilakukan di rumah masing-masing. Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, segeralah menuju rumah sakit agar dapat segera ditempatkan di ruang isolasi." ( menyampaikan hasil pemeriksaan rapid tes kepada seluruh pasien)

Pasien 3 memberikan jawaban yang sekaligus membuat pandangan tertuju kepadanya.

Pasien 3 :" Hmmm...alasan dokter saja itu...semuanya pasti sudah diatur dengan rapi tentunya, seribu alasan dari jawaban yang kami terima akan membuat korona semakin merebak ke mana-mana. Kami jadi stress, suhu tubuh tidak normal dan akhirnya jadi positif deh."            ( meluapkan rasa kesal dan membuat ruangan sedikit gaduh)

Dokter:" Tenang...tenang, Bapak dan Ibu tidak perlu khawatir, walaupun seribu alasan yang saya berikan tetapi satu jawaban yang mesti Bapak dan Ibu lakukan di lingkungan tempat tinggal yaitu tetap jaga jarak, cuci tangan, dan gunakan masker, serta tetap mendekatkan diri dalam doa dan ibadah." ( mengingatkan)

( suasana seketika hening dan satu per satu pasien meninggalkan ruangan dokter dengan tetap memberikan komentar lebih dari seribu alasan)

                                       Selesai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun