Di satu ruang praktik di rumah sakit umum, seorang dokter mencoba menanyakan kepada beberapa pasien yang telah melakukan perjalanan ke luar daerah zona merah untuk melakukan pengecekan rapid test. Terlihat pasien pertama, kedua, ketiga, dan keempat merasa sedikit gelisah, karena mereka khawatir jika nantinya dianggap pasien positif korona.
Dokter memanggil pasien pertama dan mengajukan beberapa pertanyaan.
Dokter: " Apakah Bapak melakukan perjalanan ke daerah zona merah, pada tiga hari yang lalu?", (bertanya dengan sedikit mengerutkan dahi).
Pasien 1:" Benar dokter, saya ke daerah zona merah karena ada kepentingan yang mendesak." (jawab pasien 1)
Dokter:" Apakah Bapak ada melakukan kontak atau komunikasi dengan beberapa orang di daerah zona tersebut?" ( bertanya dengan memegang sebuah pena)
Pasien 1:" Benar dokter, tetapi saya tetap jaga jarak dan juga menggunakan masker saat melakukan komunikasi dengan beberapa orang yang saya jumpai." ( berusaha untuk membela diri)
Dokter:" Bapak tahu, wabah korona ini sangat mudah penularannya sehingga setiap orang yang telah memasuki zona merah harus mengikuti pemeriksaan kesehatan dan juga di karantina sementara waktu." ( berusaha mengingatkan)Â
Pasien 1:" Tapi dokter, bagaimana dengan keluarga saya, anak dan isteri saya harus diberi nafkah, saya tulang punggung keluarga, bantuan dari pemerintah pun tak kami terima, entar keluarga saya mau makan apa?" (memelas)
Dokter:" Yah, bagaimana juga Pak semuanya ini kami lakukan untuk kebaikan Bapak dan keluarga, juga memperkecil mata rantai penyebaran virus korona saat ini." (menjelaskan)
Pasien 1: " Saya juga mengerti Pak dokter akan penyebaran virus korona yang semakin meningkat di beberapa negara saat ini. Saya juga tetap mengikuti protokol kesehatan, jaga jarak,, menggunakan masker, dan selalu mencuci tangan."(menjelaskan secara detil alasan yang membuat Si Dokter mengerutkan dahinya)
(Sembari melakukan rapid tes dan PCR, pasien 2, pasien 3, dan pasien 4 berbincang sejenak dengan tetap menjaga jarak)