Bayi yang dilahirkan oleh perempuan yang belum cukup umur cenderung akan terlahir prematur. Selain itu, hal yang lebih fatal lagi adalah bayi mengalami cacat bawaan, seperti down syndrome, bibir sumbing, hingga kematian.
Bayi yang lahir prematur juga rentan mengalami risiko kesehatan lainnya, seperti gangguan perkembangan otak, gangguan pencernaan, gangguan penglihatan, bahkan menurunnya kemampuan kognitif, seperti kesulitan untuk mengingat dan berpikir.
3. Meningkatkan risiko HIV dan kanker serviks
Pasangan yang menikah dibawah usia 20 tahun berisiko lebih tinggi terkena penyakit menular seksual atau HIV. Selain itu, risiko penyakit menular lainnya yang dapat mengancam adalah herpes, infeksi jamur, hingga kanker serviks pada wanita.Â
Hal ini disebabkan kurangnya pendidikan seks yang aman terutama bagi pasangan berusia muda, seperti tidak menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan seksual. Terlebih lagi, jika sebelumnya pasangan pernah melakukan hubungan seksual dengan orang lain. Hal itu tentu akan berisiko lebih besar meningkatkan penyakit menular seksual.
4. Gangguan kecemasan, trauma, hingga depresi
Membangun rumah tangga di usia muda memang bukan hal yang mudah. Kondisi mental remaja yang belum stabil serta belum adanya kecukupan finansial, menyebabkan pasangan muda rentan mengalami konflik rumah tangga.
Karena ketidakstabilan emosional inilah seseorang sulit untuk mengontrol dirinya. Pertengkaran, perceraian, bahkan kekerasan pun kemungkinan bisa terjadi. Hal tersebut tentu akan mempengaruhi kesehatan mental pasangan, seperti gangguan kecemasan, trauma, hingga depresi.
5. Kepribadian anak menjadi tertutup