Probolinggo - Dua kelompok petani di Desa Asembakor, Kecamatan Kraksaan, meminta pemerintah memberikan bantuan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan). Gapoktan Tulus Abadi dan Kelompok Putra Tani Asembakor menilai alat tersebut sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah mereka.
Kepala Desa Asembakor, Hamsun, menyampaikan harapannya tersebut kepada Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Rabu (3/1). Ia menekankan bahwa lahan pertanian yang luas di desanya belum sepenuhnya terfasilitasi oleh alat modern, sehingga pengolahan lahan masih dilakukan secara manual.
"Lahan pertanian di Desa Asembakor sangat luas dan subur. Petani kami menanam berbagai komoditas seperti padi, jagung, bawang, dan cabai. Namun, selama ini mereka masih banyak yang mengandalkan alat manual. Kami sangat membutuhkan traktor dan mesin panen padi untuk memudahkan proses garapan lahan," kata Hamsun.
Menurut Hamsun, potensi pertanian di Desa Asembakor sangat menjanjikan. Bahkan di musim kemarau panjang, desa tersebut masih memiliki pengairan yang cukup baik. Namun, minimnya bantuan alsintan membuat petani setempat kesulitan mengoptimalkan hasil panen mereka.
"Kami mendukung penuh program swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo dan program 100 hari kerja Gus Haris sebagai Bupati Probolinggo. Tapi, bagaimana program ini bisa berjalan maksimal jika petani masih kesulitan alat? Saya berharap Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi segera memberikan bantuan," lanjut Hamsun.
Ketua Gapoktan Keluhkan Minimnya Bantuan
Sementara itu, Ketua Kelompok Putra Tani Asembakor, Sholehuddin, menuturkan bahwa bantuan alsintan yang diterima kelompoknya masih sangat terbatas. Hingga kini, mereka baru mendapatkan mesin rajang dan genset, yang tidak cukup untuk mendukung kegiatan pertanian di desa tersebut.
"Mesin rajang dan genset kami gunakan saat musim panen tembakau. Tapi, yang sangat kami butuhkan sekarang adalah traktor dan mesin panen padi. Sampai saat ini, bantuan tersebut belum pernah kami terima," ungkap Sholehuddin.
Ia berharap, pemerintah segera menindaklanjuti permohonan tersebut agar petani di Asembakor bisa lebih mudah menggarap sawah mereka.
"Kalau ada bantuan traktor, petani di sini bisa lebih mudah menggarap sawah. Panen juga bisa lebih cepat dengan adanya mesin panen padi. Semoga harapan ini bisa didengar dan ditindaklanjuti," harap Sholehuddin.
Balai Penyuluh Lapangan: Pengajuan Bantuan Masih Bertahap
Menanggapi hal tersebut, Balai Penyuluh Pertanian (BPL) Kecamatan Kraksaan melalui Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Desa Asembakor, Ali Usman, menjelaskan bahwa pemerintah terus mengupayakan penyaluran bantuan alsintan. Namun, prosesnya dilakukan secara bertahap mengingat keterbatasan anggaran.
"Kami tetap mendukung program pemerintah terkait swasembada pangan. Namun, untuk mencapai target tersebut, banyak kebutuhan yang harus dipenuhi di lapangan, termasuk saprodi (sarana produksi) dan alsintan," ujar Ali Usman.
Menurut Ali Usman, pihaknya setiap tahun mengajukan kebutuhan alsintan yang disampaikan oleh kelompok tani di wilayahnya. Namun, karena bantuan yang diterima setiap tahun masih terbatas, prioritas diberikan kepada kelompok tani yang aktif dan produktif.
"Bantuan alsintan memang sudah ada, tetapi masih bertahap. Yang paling dibutuhkan saat ini adalah traktor tangan, alat mesin tanam (transplanter), dan mesin panen. Keluhan petani terkait tenaga kerja untuk menanam juga menjadi perhatian kami. Oleh karena itu, kami berharap pemerintah memberikan mesin tanam agar proses tanam lebih cepat," paparnya.
Ia juga menambahkan bahwa penggunaan teknologi dalam pertanian sangat penting untuk meningkatkan hasil panen.
"Tujuan swasembada pangan ini hanya bisa tercapai jika petani mengadopsi teknologi. Karena itu, kami terus mendorong petani menggunakan teknologi modern, termasuk alsintan dan saprodi," jelas Ali Usman.
Ia berharap, pemerintah pusat maupun daerah bisa mempercepat penyaluran bantuan alsintan yang dibutuhkan para petani di Asembakor.
"Kami akan terus mengupayakan pengajuan bantuan alsintan sesuai kebutuhan kelompok tani. Namun, karena keterbatasan bantuan setiap tahun, kami prioritaskan kelompok tani yang aktif agar mereka bisa mendapatkannya lebih dulu," tutup Ali Usman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI