Probolinggo - Semangat para santriwan kelas VIII dan IX SMP Zainul Hasan 1 Genggong berkumpul untuk mengikuti kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan, yang kali ini berfokus pada penanaman berbagai jenis sayuran dan budidaya bibit tanaman obat keluarga (Toga). Acara berlangsung di GOR Damanhuri pada Rabu (04/12/2024).
Kegiatan ini tidak hanya memperkenalkan ilmu tentang pertanian, tetapi juga bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan di kalangan generasi muda. Sebagai pemateri, Eko Budi Santoso, S.P., M.M.A., Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pajarakan dari Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari permohonan pihak sekolah yang mengajukan pendampingan terkait program P5.
"Program hari ini adalah tindak lanjut dari permohonan SMP Zainul Hasan Genggong kepada Dinas Pertanian terkait Program P5. Sekolah ini meminta narasumber untuk memberikan pemahaman mengenai dunia pertanian, dan kami fokus pada Toga, meskipun ada banyak materi lain yang bisa disampaikan," ujar Eko.
Eko melanjutkan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan pertanian sejak dini kepada para siswa. Ia berharap, melalui program ini, generasi muda bisa mengenal lebih jauh tentang sektor pertanian yang selama ini mungkin kurang diminati oleh anak-anak muda. "Kegiatan ini sangat penting, karena kita membutuhkan regenerasi petani. Sayangnya, minat generasi muda terhadap pertanian semakin menurun. Sebagian besar petani kita sekarang sudah berusia lebih dari 50 tahun. Siapa yang akan menggantikan mereka jika bukan anak-anak muda? Oleh karena itu, program ini diharapkan dapat melahirkan petani milenial yang berinovasi," kata Eko dengan penuh harap.
Dalam penjelasannya, Eko menegaskan bahwa pertanian bukan hanya tentang tanaman pangan, tetapi juga meliputi tanaman biofarmaka, tanaman hortikultura, hingga tanaman perkebunan. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk mengetahui beragam jenis pertanian yang ada. "Dari bangun tidur sampai tidur kembali, kita tidak pernah lepas dari hasil pertanian. Makanan kita, pakaian kita, semuanya berhubungan dengan sektor ini," lanjutnya.
Sebagai langkah awal, para siswa diajak untuk menanam berbagai jenis sayuran dalam polybag yang disediakan oleh pihak sekolah. Teknik bercocok tanam ini dipilih karena relatif mudah dilakukan, bahkan di rumah masing-masing. Dengan menggunakan media tanam yang sederhana, diharapkan para siswa dapat mempraktikkan ilmu yang diperoleh di sekolah. "Kami memilih metode yang sederhana agar siswa bisa langsung praktik. Mereka hanya perlu menanam bibit yang telah disiapkan dan tidak memerlukan lahan yang luas," jelas Eko.
Eko juga menyinggung ambisi pemerintah untuk mencapai swasembada pangan pada 2025, yang menjadi salah satu prioritas nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. "Swasembada pangan bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab kita bersama. Kami berharap program ini dapat melahirkan petani milenial yang memiliki inovasi dan semangat untuk menjaga ketahanan pangan di masa depan," pungkasnya dengan penuh optimisme.
Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat membuka wawasan para siswa tentang pentingnya peran pertanian dalam kehidupan sehari-hari dan menyadarkan mereka akan potensi besar yang dimiliki oleh sektor ini. Dengan pendekatan yang sederhana namun berdampak luas, projek P5 ini menjadi batu loncatan bagi terbentuknya generasi muda yang tidak hanya mengenal pertanian, tetapi juga berperan aktif dalam mewujudkan ketahanan pangan dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H