Mohon tunggu...
Jhon Qudsi
Jhon Qudsi Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Media Sosial

Eksistensi suatu peradaban di bentuk oleh tulisan yang melahirkan berbagai karya i buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terpilih sebagai Ketua PMII UNZAH, Fauzan Siap Bawa Transformasi Sosial

12 Oktober 2024   15:06 Diperbarui: 12 Oktober 2024   15:20 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dokpri (M. Andi Fauzan)

Probolinggo -- M. Andi Fauzan resmi terpilih sebagai Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Islam Zainul Hasan Genggong. Pemilihan berlangsung di Aula KH Moh Hasan pada Kamis (10/10/2024) dalam suasana penuh semangat ini menjadi titik awal kepemimpinan Fauzan di organisasi yang kerap melahirkan pemimpin-pemimpin muda Nahdlatul Ulama (NU).

Fauzan mengungkapkan bahwa ketertarikannya terhadap PMII berawal dari kegelisahan pribadi saat awal menjadi mahasiswa. Ia merasa kebingungan mengenai peran mahasiswa itu sendiri. "Saya dulu bingung, apa yang seharusnya dilakukan oleh mahasiswa? Apa yang membedakan mahasiswa dari yang lain? Itu membuat saya tertarik untuk mencari wadah yang tepat," ungkapnya pada Sabtu (12/10/2024).

Pencarian itu membawanya pada diskusi-diskusi kecil yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa di kampus. Diskusi tersebut akhirnya mengenalkannya pada PMII, sebuah organisasi mahasiswa yang berlandaskan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah. Sebagai santri yang pernah mondok, Fauzan merasa adanya sinkronisasi antara nilai-nilai yang diajarkan di pondok pesantren dan prinsip yang dipegang teguh oleh PMII.

"Di pondok, kita sudah didoktrin dengan ajaran Ahlussunnah. Ketika saya melihat PMII, saya merasa ada kesinambungan antara apa yang saya pelajari di pondok dan apa yang dilakukan di organisasi ini," tambah Fauzan.

Pengaruh Senior dan Pentingnya Organisasi

Fauzan juga menuturkan bagaimana peran seniornya di kampus dan pondok pesantren berpengaruh besar dalam membimbingnya untuk bergabung dengan PMII. Cak Haqiqi, begitu ia menyebut seniornya semasa di pondok, sering mengajaknya berdiskusi dan mengajarkan pentingnya berorganisasi. Sosok ini menjadi figur penting yang membuat Fauzan semakin mantap untuk berproses di PMII.

"Sosok senior saya, Cak Haqiqi, di pondok itu benar-benar menjadi panutan. Dia tidak hanya pandai dalam teori, tetapi juga dalam manajemen organisasi. Dia juga yang memperkenalkan saya pada PMII dan menunjukkan bagaimana organisasi ini relevan untuk membentuk karakter dan intelektualitas mahasiswa," ujar Fauzan.

Ia menambahkan bahwa masuk ke dalam organisasi adalah salah satu cara agar mahasiswa tidak terjebak menjadi "mahasiswa kupu-kupu", yang hanya kuliah lalu pulang. Menurut Fauzan, mahasiswa harus aktif dalam diskusi, membaca buku, dan membangun relasi intelektual untuk bisa berperan sebagai agen perubahan.

Visi Kepemimpinan dan Transformasi Sosial

Sebagai Ketua PMII, Fauzan berkomitmen untuk membawa anggotanya agar tidak hanya menjadi kutu buku yang sibuk dengan teori, tetapi juga aktif dalam transformasi sosial. Baginya, mahasiswa PMII harus mampu menjadi agen perubahan di masyarakat dengan memanfaatkan intelektualitas mereka untuk menghadapi tantangan sosial dan kebijakan yang ada.

"Mahasiswa itu terkenal dengan tajamnya argumentasi, jadi mereka juga harus mampu menjadi tombak perubahan di masyarakat. Kita tidak boleh hanya fokus pada teori, tetapi juga harus bisa mengimplementasikannya dalam kehidupan sosial," jelas Fauzan.

Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan dalam birokrasi untuk memahami dan mengkritisi kebijakan pemerintah. Baginya, PMII harus mampu mendekati kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah dan menilai apakah kebijakan tersebut berpihak kepada rakyat atau tidak.

"Sering kali, kebijakan yang dibuat oleh pemerintah menggunakan bahasa yang terlalu ilmiah dan sulit dipahami masyarakat. Maka dari itu, penting bagi kita untuk mendalami kebijakan tersebut agar tidak ada manipulasi yang merugikan masyarakat," tambahnya.

Pesan untuk Anggota PMII

Dalam pesan akhirnya, Fauzan menegaskan bahwa anggota PMII harus selalu semangat dalam mengikuti berbagai kegiatan organisasi, karena proses yang dijalani di PMII akan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan di masa depan.

"Jangan pernah meninggalkan PMII dalam situasi apa pun, kecuali karena urusan yang benar-benar mendesak. Teruslah berproses, meskipun kadang kita sering diprotes. Ingat, PMII adalah armada kapal yang melawan arus gelombang dan ombak di lautan yang akan mengantarkan kita kepada pelabuhan cita-cita," tuturnya.

Fauzan berharap PMII bukan hanya menjadi milik ketua atau pengurus, tetapi harus dianggap sebagai milik bersama yang dapat menggerakkan sinergi dan kolaborasi antara seluruh anggotanya. Dengan semangat kebersamaan dan tanggung jawab, Fauzan optimistis dapat memimpin PMII Komisariat Universitas Islam Zainul Hasan Genggong menuju arah yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun