Mohon tunggu...
Jhon Qudsi
Jhon Qudsi Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Media Sosial

Eksistensi suatu peradaban di bentuk oleh tulisan yang melahirkan berbagai karya i buku

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Di Antara Sunyi dan Gelisah, Membaca Pagi Karya Puisi Itha Abimanyu

12 Agustus 2024   13:40 Diperbarui: 12 Agustus 2024   13:58 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar lukisan karya Birto 

Metafora lain yang signifikan adalah "Dengan kegelisahan terpanjang di mata seseorang," yang mengaitkan kegelisahan dengan pandangan atau penglihatan seseorang. Ini menunjukkan bahwa kegelisahan bukan hanya sesuatu yang dirasakan, tetapi juga sesuatu yang dapat terlihat atau terbaca dalam ekspresi seseorang. Mata menjadi jendela bagi perasaan terdalam yang tak terucapkan.

Pada bait kedua, metafora "merangkum riuh demi segala hangat" menggambarkan upaya subjek untuk mengatasi atau menggabungkan segala macam keributan batin demi menemukan kehangatan atau kedamaian. Riuh dan hangat, yang biasanya dianggap berlawanan, dihubungkan untuk menunjukkan proses emosional yang kompleks.

Simbolisme dan Makna Filosofis

Puisi ini sarat dengan simbolisme yang memperkaya maknanya. "Pagi," dalam puisi ini, bisa dilihat sebagai simbol dari awal baru atau permulaan, tetapi juga mengandung ketegangan yang terkait dengan harapan dan kecemasan. "Matahari" dan "riang kicau burung kenari" adalah simbol dari kehidupan dan kebahagiaan yang biasa muncul di pagi hari, namun di sini mereka dikontraskan dengan kegelisahan dan nyeri yang dirasakan oleh subjek.

Pada level yang lebih filosofis, puisi ini bisa dilihat sebagai refleksi tentang bagaimana manusia menghadapi perasaan kehilangan dan kecemasan. Subjek puisi ini tampaknya berjuang antara menerima realitas yang menyakitkan dan mencari kehangatan atau kebahagiaan dalam kenyataan tersebut. "Penolakan atas seluruh kecemasan" mungkin adalah cara untuk menunjukkan keteguhan hati, meskipun perasaan cemas dan takut tetap ada.

Kesimpulan

Puisi "Pagi dengan Kegelisahannya" karya Itha Abimanyu adalah sebuah karya yang memanfaatkan elemen-elemen linguistik seperti diksi, struktur sintaksis, metafora, dan simbolisme untuk menyampaikan perasaan yang mendalam dan kompleks. Melalui pilihan kata yang tepat dan penggunaan metafora yang kuat, Itha Abimanyu berhasil menciptakan sebuah puisi yang tidak hanya menggambarkan suasana pagi yang penuh kegelisahan, tetapi juga perasaan kerinduan dan upaya untuk menemukan kedamaian di tengah-tengah kecemasan. Puisi ini adalah contoh yang baik dari bagaimana bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan perasaan yang paling intim dan mendalam, sambil tetap mempertahankan keindahan dan kekuatan artistiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun