Desa Krejengan. Kegiatan ini merupakan bagian dari program yang diselenggarakan oleh Nurul Huda, S.H., M.HES, selaku Kades, beserta pemerintah Kabupaten Probolinggo dan elemen masyarakat.
PROBOLINGGO - Pada hari Minggu, 7 Juli 2024, diadakan acara Selametan yang bertempat di kantor balaiDalam sambutannya, Nurul Huda menyampaikan beberapa poin penting. Pertama, program ini bertujuan untuk memberikan manfaat dan mengatasi permasalahan di masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan yang telah direncanakan.
Nurul Huda mengingatkan bahwa kegiatan Selametan Desa ini bukan hanya acara seremonial, tetapi juga sebagai sarana silaturahim dan sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Menurutnya, membangun desa tidak hanya terbatas pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pembangunan sumber daya manusia.
Kegiatan Selametan Desa ini melibatkan berbagai elemen masyarakat Desa Krejengan. Masyarakat sangat antusias dalam mengikuti rangkaian kegiatan yang dimulai dari Jumat, Sabtu, hingga puncaknya pada hari Minggu. Salah satu kegiatan yang menonjol adalah kirab judang dan gunungan, yang melestarikan kearifan lokal desa.
Kirab judang dan gunungan memiliki makna penting, yaitu untuk menjaga dan melestarikan budaya serta kearifan lokal Desa Krejengan. Kegiatan ini juga sebagai ajang silaturahim bagi semua elemen masyarakat desa, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga lembaga-lembaga desa.
Selametan Desa ini sekaligus menjadi ajang untuk memperingati tahun baru Islam 1446 Hijriah. Nurul Huda menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah desa dan masyarakat, serta menjaga budaya leluhur dengan baik, sambil tetap terbuka terhadap hal-hal baru yang bermanfaat.
Nurul Huda menyampaikan pentingnya acara ini untuk melestarikan kearifan lokal. Salah satu kegiatan utama adalah kirab judang dan gunungan, yang memiliki makna mendalam dalam melestarikan tradisi desa. Menurut Nurul Huda, kirab judang berisi hasil bumi dari desa yang kemudian dibawa ke kantor desa untuk melaksanakan selametan dan dipersembahkan kepada masyarakat.
Selain itu, ia menekankan bahwa Selametan Desa ini bukan hanya seremonial, tetapi juga sebagai sarana silaturahim bagi semua elemen dan pemangku kepentingan di desa, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga lembaga-lembaga desa. Acara ini menjadi ajang untuk bersama-sama membangun desa, tidak hanya dalam aspek fisik, tetapi juga dalam pembangunan sumber daya manusia.
"Membangun desa tidak hanya dimaksudkan pada pembangunan fisik, tetapi juga membangun sumber daya manusia, termasuk bagaimana kita menciptakan sinergi pemerintahan desa dengan masyarakat, dengan lembaga, dan juga dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama," ujar Nurul Huda.
Konsep yang digunakan dalam acara ini mengacu pada ajaran "Al-Muhafadatu al-Alqadimis Shalih wal-Ahdu bil-Jadidil Aslah," yang berarti melestarikan budaya leluhur yang baik dan tetap terbuka terhadap hal-hal baru yang bermanfaat. Nurul Huda menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah desa dan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut.
Acara Selametan Desa Krejengan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat ikatan sosial dan budaya masyarakat, serta membangun desa secara holistik dan berkelanjutan.